Praktisi kesehatan dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam mengatakan, untuk mendukungnya, perlu ada komposisi yang merata untuk tenaga kesehatan yang dibutuhkan.
"Komposisinya yang seimbangnya ya 50 persen dari Jabodetabek dan 50 persen lainnya dari daerah lain di Indonesia. Ini diputuskan karena kita lihat tadi, masih kurangnya tenaga ahli kesehatan di Papua Barat," jelasnya pada detikcom, Kamis (3/10/2019).
"FKUI akan terus mengirim dosen-dosen terbaik untuk membantu anak-anak Papua menjadi dokter melalui program pengampuan FK Universitas Papua," jelas dr Ari, dalam kesempatan terpisah. Keterangan ini sekaligus mengoreksi judul sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah setempat juga tidak perlu susah-susah mengirim mereka untuk belajar di Jakarta, dan sudah pasti calon dokter ini akan mengabdi di tanah kelahirannya," ujarnya.
Untuk staf tenaga pengajar yang dikirim ke fakultas kedokteran di sana, akan disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya, masih kekurangan di bidang kesehatan jiwa, maka akan dikirimkan tenaga yang ahli dalam bidangnya.
"Seperti di Wamena dan Jayapura, mereka membutuhkan tenaga ahli di bidang psikiater atau spesialis kesehatan jiwa. Begitu juga dengan spesialis kesehatan lainnya yang memang dibutuhkan di sana akan dipertimbangkan," tutur dr Ari.
Untuk jumlah pengajar yang dikirimkan untuk mengajar di sana, perlu dievaluasi lagi tergantung kasus-kasus yang dibutuhkan. Baik untuk tenaga ahli psikiater dan psikolog maupun ahli di bidang kesehatan lainnya.
(up/up)











































