Awalnya kedua orangtuanya mengira Reece mengidap autisme. Setelah hasil pemeriksaan keluar, ia didiagnosis penyakit langka yang disebut Batten, suatu penyakit demensia pada anak-anak.
Sejak saat itu, Reece menjadi buta dan kehilangan beberapa kemampuannya, seperti berjalan dan minum sendiri. Ia hanya bisa menyebut kata 'ibu' hinggi kini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan NINDS (National Institute of Neurological Disorders and Stroke), penyakit Batten adalah suatu kelainan pada sistem saraf yang biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Kelainan ini biasanya akan mulai muncul pada usia 5-10 tahun dan bisa terjadi sebelumnya.
Gejala penyakit ini meliputi hilangnya koordinasi otot dan kejang, ada pula perubahan kepribadian atau perilaku seperti lambat belajar, kecanggungan, atau mudah tersandung ketika berjalan. Gejala akan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu dan memengaruhi kemampuan kognitif, hilangnya kemampuan penglihatan, dan hilangnya kemampuan motorik.
Meskipun demikian, Donna terus berharap kondisi Reece menjadi lebih baik. Ia bersama ke dua anaknya yang lain, Courtney (26), and Alexandra (16) sangat menikmati waktu bersama Reece dan percaya bahwa ia masih ada di dalam dirinya.
"Gadis-gadis itu dan aku akan menikmati waktu yang kita miliki bersamanya (Reece -red), dan kami sudah cukup beruntung untuk melakukan perjalanan yang menakjubkan ini," pungkas Donna.
(wdw/up)











































