Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Bristol University tersebut menganalisis data dari 462.690 orang keturunan Eropa. Mereka juga meneliti orang-orang yang memiliki kecenderungan akan merokok.
"Hasil kerja kami menunjukkan bahwa kami harus menggunakan segala usaha untuk mencegah merokok karena ada konsekuensi pada kesehatan jiwa sama seperti kesehatan fisik," tutur Dr Robyn Wootton dari Bristol University's School of Experimental Psychology, dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia sendiri, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan persentase perilaku merokok di kalangan remaja sebesar 9,1 persen, meningkat dari Riskesdas 2013 yakni 7,2 persen.
(frp/up)











































