Terkait tindakan transplantasi, tidak ada rincian atau informasi lebih lanjutnya. Namun, pasien tersebut telah meminta tim medis yang merawatnya untuk membagikan foto dan info terbaru terkait keadaanya. Hal ini dilakukannya untuk mengingatkan kepada orang lain tentang bahaya vape bagi tubuh.
Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengungkapkan, sejak Maret lebih dari 2.000 orang sakit karena vape. Setidaknya, 40 orang meninggal yang terdiri dari kalangan remaja dan dewasa muda.
Dikutip dari BBC, CDC juga mengumumkan, senyawa vitamin E asetat pada cairan vape diduga menjadi penyebab utamanya. Kandungan tersebut sebelumnya juga telah menyebabkan banyak orang yang melakukan vaping jatuh sakit.
Sebagian orang yang menderita akibat vape juga mengatakan, bukan hanya bahan kimia tersebut yang berbahaya, namun juga THC (Tetrahydrocannabinol). THC merupakan kandungan aktif dalam mariyuana atau ganja yang dapat memicu penyakit pada tubuh, khususnya paru-paru.
(up/up)