Namun sebuah studi terbaru yang dipubllikasikan di Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology menyebutkan bahwa polusi udara dapat berdampak pada bobot tubuh kita, demikian dilaporkan Times of India.
Para peneliti melakukan studi ini pada tikus percobaan, di mana mereka mengekspos sekelompok tikus hamil dan anak-anaknya pada area yang sangat berpolusi selama beberapa minggu, sementara sekelompok lainnya menghirup udara segar dan bersih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, tikus yang terpapar polusi ekstrem juga mengalami kenaikan berat badan usai delapan minggu, meski kedua kelompok ini diberi makanan yang sama. Kenaikan bobot dipercaya disebabkan oleh adanya inflamasi dalam tubuh.
Walau studi ini dilakukan pada tikus, dampak buruk polusi udara pada kesehatan manusia tidak dapat dielakkan lagi. Hasil studi ini bisa menjadi alasan mengapa kamu harus mengurangi paparan polusi udara, misalnya dengan menggunakan masker saat keluar rumah dan membeli air purifier untuk di rumah.
(frp/up)











































