Dikutip dari Live Science, kasus medis langka juga menimpa remaja di Kanada. Ia mendapati paru-parunya seperti popcorn. Menurut laporan ia mungkin menjadi korban vaping pertama yang mengalami cedera paru-paru yang langka ini.
Remaja itu mengaku telah menggunakan vape selama lima bulan terakhir. Selain itu ia juga sering menambahkan THC atau tetrahydrocannabinol ke cairan vaping yang dibeli secara online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil pemindaian, para dokter mencurigai remaja itu memiliki bronchiolitis, yang berarti bahwa saluran udara terkecil di paru-paru, yang disebut bronchiole, meradang dan terhambat.
Dokter mendiagnosa dengan "paru-paru popcorn", yang secara medis dikenal sebagai bronchiolitis obliterans, suatu kondisi yang jarang terjadi di mana bronchiole menjadi rusak dan meradang, sering sebagai akibat dari menghirup bahan kimia, menurut National Institutes of Health.
Meski dokter telah mencurigai paru-paru popcorn pada remaja tersebut, namun dokter tidak dapat mengkonfirmasi diagnosis dengan biopsi paru-paru, karena prosedur ini dianggap terlalu berisiko bagi pasien.
Tetapi pada remaja itu menunjukkan pola cedera paru yang berbeda dari yang terlihat dalam kasus lain cedera paru terkait vaping, juga dikenal sebagai EVALI (e-cigarette, or vaping, product use associated lung injury). Dokter mengatakan, EVALI biasanya melibatkan kerusakan pada alveoli, kantung udara kecil di paru-paru, dibandingkan dengan bronkiolus dalam kasus saat ini
Kondisi yang mengerikan pada remaja ini membuatnya harus menghabiskan hampir 50 hari di rumah sakit dan selanjutnya pemulihan di rumah.
"Tampaknya dia sekarang memiliki kerusakan kronis pada saluran udara dan kemampuan latihannya terbatas. Remaja itu tidak menggunakan rokok elektrik, ganja atau produk tembakau lagi," kata penulis, Jumat (22/11/2019).
(up/up)











































