Naiknya asam lambung sebetulnya merupakan hal yang normal. Namun, jika terjadi dalam kurun waktu yang sering dan berulang-ulang, sehingga menimbulkan rasa terbakar di dada dan kerongkongan (heartburn), artinya otot cincin lambung (sfingter) yang berfungsi sebagai katup penahan asam pada lambung sudah tidak lagi berfungsi dengan baik.
Menurut ahli pencernaan Prof Ari Fahrial Syam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), seseorang bisa dikatakan terkena GERD bila mengalami gejala seperti dada terasa terbakar serta rasa pahit di mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Timbulnya gejala yang mengganggu dada terasa terbakar, mulut pahit, atau terjadi komplikasi dari akibat balik arah (asam lambung naik) tersebut," ucap Prof Ari, di Aula Prodia Tower, Jakarta Pusat, pada Minggu (1/12/2019).
Namun, tak hanya timbul rasa panas di dada dan juga pahit di mulut. Penyakit GERD juga bisa menyebabkan komplikasi.
"Terkadang pasien komplikasinya itu batuk-batuk, suaranya serak, kemudian juga dia sesak nafas, telinganya tidak nyaman, kemudian juga hidungnya pilek, itu komplikasi dari asam lambung yang naik," tambah Prof Ari.
Penyakit ini memang akan menimbulkan masalah yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Namun, dr Ari menekankan bahwa GERD tidak bisa menyebabkan kematian secara langsung.
"Penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian langsung. Tidak ada orang yang meninggal karena GERD, penyakit ini tidak menyebabkan kematian," tuturnya.
(fds/fds)











































