Kala itu, ia bercerita ingin pindah kerja karena mendapatkan beban yang berat di pekerjaan sebelumnya dan mengharuskannya lembur hampir setiap hari. "Kami dengar dia selalu lembur di pekerjaan lamanya karena alasan itu dia mencari pekerjaan baru," kata seorang pewawancara yang tidak ingin disebutkan namanya, dikutip Asia One dari koran lokal The Paper.
Saat kehilangan kesadaran, pewawancaranya pergi memeriksanya dan mendapati detak jantung dan nadinya tak beraturan. Mereka langsung memanggil ambulans dan menemaninya ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang dokter yang sempat menanganinya, dr Hong spesialis kardiolog rumah sakit tersebut mengatakan, mereka yang memiliki tekanan darah tinggi paling berisiko mengidap masalah jantung. Tetapi bukan berarti yang tidak mengalami gejala apapun bebas dari masalah itu.
Ada beberapa kasus di mana pasien tiba-tiba pingsan tanpa menunjukkan gejala khas. Kematian akibat serangan jantung dan mendadak pada usia di bawah 35 tahun sering terjadi saat beraktivitas fisik misal olahraga.
"Pasien yang menderita serangan jantung seharusnya tidak memaksakan diri mereka lebih jauh. Mereka harus merawat diri mereka sendiri dengan lebih baik untuk mencegah kekambuhan," kata dr Hong.
Telah banyak kasus karyawan yang meninggal dunia karena serangan jantung yang disebabkan oleh pekerjaan terlalu banyak. Bahkan di Jepang, pemerintah tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk membatasi pekerja dari jam kerja berlebihan.
(wdw/wdw)











































