Memulai perjalanan mendirikan RS Apung tidak lah semudah kelihatannya bagi dr Lie. Berawal dari rumah sakit kecil dengan jenis kapal pinisi, ia memulai semuanya dari nol. Tanpa bantuan banyak orang. Hanya membawa satu perawat yang menemaninya.
Saat ditanyai bagaimana proses mendirikan RS Apung miliknya ini, dr Lie mengaku sempat disebut sebagai 'dokter gila'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RS Apung ini juga memiliki ruang operasi yang lengkap. Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth |
Meski begitu, dr Lie tak berkecil hati dan meyakini apa yang ia lakukan suatu saat akan membuahkan hasil. Ia mengaku, tekad bulat mendirikan RS Apung ini berawal dari temuannya tentang seorang gadis yang kesulitan mendapat pertolongan medis.
"Pada saat saya lagi operasi di pulau Kei, Maluku Tenggara, datang lah seorang ibu dengan anak yang berusia 8 tahun, yang ususnya terjepit. Di kapal ini, anak ini 3 malam 2 hari, di kapal tradisional. Sedangkan secara teoritis medis, anak atau yang demikian harus segera dioperasi aturan 6 sampai 8 jam, atau ususnya akan mengalami kematian jaringan, dan itu biasanya berujung dengan kematian," pungkasnya.
Hal itu lah yang membawanya kini memiliki 3 RS Apung. Bahkan, tak hanya RS Apung, pelayanan lain yang ia miliki seperti flying doctors atau dokter terbang ini berhasil melayani masyarakat pulau utara di Miangas, Sulawesi Utara yang minim fasilitas kesehatan dan sulit dijangkau. Penanganan flying doctors ini dijangkau melalui jalur laut karena kondisi ombak yang tinggi.
Sosok dr Lie A Dharmawan yang mendirikan 3 RS Apung di Indonesia. Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth |
(up/up)













































