Ilham Rachmat Putera, mahasiswa tersebut, mengaku diberi oksigen dan mendapatkan obat untuk menurunkan frekuensi denyut jantung. Namun ia tak sampai dirawat inap karena kondisinya membaik.
"Ternyata kopi menjadi salah satu penyebab jantung berdebar lebih cepat dari biasanya," tulisnya dalam cuitan viral di Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diagnosa dokter karena telat makan atau mengonsumsi kopi merupakan penyebab keluhan saya tersebut," jelasnya saat dihubungi detikcom, Kamis (19/12/2019).
Dalam cuitannya, Ilham juga menyinggung Supraventricular Tachycardia (SVT), yakni peningkatan denyut jantung karena kafein. Ahli jantung dari RS Siloam Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP, saat dihubungi terpisah, menjelaskan bahwa kopi bukan penyebab SVT.
"SVT itu sebenernya timbul karena ada kelainan hantaran listrik jantung pada seseorang dan merupakan kelainan dari lahir. Jadi bukan karena terlalu sering ngopi lalu jadi punya kelainan ini," jelasnya.
Menurut dr Vito, kopi bisa saja menjadi pencetus SVT pada orang-orang yang memang sudah punya kelainan listrik jantung sebelumnya. Di RS, kondisi ini bisa diatasi antara lain dengan pemberian pil anti aritmia.
"Kadang periode kumat ini stop sendiri. Sambil ke RS boleh coba minum air dingin atau taruh wajah anda di wadah air dingin atau tahan napas sebentar. Tapi kalau berlangsung lama sebaiknya ke RS saja bisa diberikan obat suntikan intravena," jelas dr Vito.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Tanda-tanda Overdosis Kafein |
(up/up)











































