WN China Suspek Corona Lolos di Bandara Prancis karena Minum Obat Demam

WN China Suspek Corona Lolos di Bandara Prancis karena Minum Obat Demam

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Minggu, 26 Jan 2020 13:01 WIB
WN China Suspek Corona Lolos di Bandara Prancis karena Minum Obat Demam
Thermal scanner bandara. (Foto: MOHD RASFAN/AFP)
Jakarta -

Seorang wanita yang bepergian dari Wuhan ke Prancis membuat pengakuan di media sosial telah 'lolos' dari pemeriksaan kesehatan di bandara. Dalam postingannya tersebut, wanita yang tidak disebutkan namanya itu mengaku demam sebelum berangkat ke Prancis namun berhasil mengurangi gejalanya dengan meminum obat.

"Akhirnya aku bisa makan enak. Aku merasa seperti kelaparan dua hari. Ketika kamu berada di kota Gourmet, tentu saja kamu harus makan (di restoran) Michelin," tulis wanita tersebut pada akun WeChat pribadinya dikutip dari BBC.

"Tepat sebelum saya pergi, saya menderita batuk dan demam. Saya takut mati jadi saya minum obat. Saya terus memeriksa suhu saya untungnya berhasil dan membuat proses keluar lancar," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah wabah virus corona mendunia, pemerintah Prancis telah memasang thermal scanner untuk mendeteksi setiap pendatang yang masuk. Namun wanita tersebut berhasil lolos setelah minum obat penurun demam.

Kala itu, ia juga memposting foto-foto makanan yang ia nikmati di restoran berbintang Michelin di Lyon. Tak lama, postingannya menjadi viral dan dia mendapat panggilan langsung dari Kedutaan China di Paris.

ADVERTISEMENT

Pihak kedutaan mengatakan telah menerima telepon dan kabar mengenai wanita tersebut. Setelah itu, kedutaan menyebut telah menghubunginya dan memintanya untuk dirujuk ke layanan medis.

Sehari setelahnya, Kedutaan China di Paris mengatakan suhu wanita tersebut sudah terkendali dan ia tak lagi mengalami demam atau batuk.

WN China Suspek Corona Lolos di Bandara Prancis karena Minum Obat Demam



(kna/up)
Virus Corona Baru di China
331 Konten
China tengah digemparkan wabah pneumonia 'misterius' yang belum diketahui penyebabnya. Belakangan dikaitkan dengan virus corona jenis baru.

Berita Terkait