Meski sudah menyebar ke 21 negara, virus corona baru dari Wuhan (2019-nCoV) belum terdeteksi masuk Indonesia. Ini memunculkan tanda tanya, jangan-jangan alatnya kurang canggih?
"Enggak, Seharusnya sih kalau ada corona virus kita bisa deteksi," kata Prof Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jumat (31/1/2020).
Namun Prof Amin mengakui, reagen yang ada di Indonesia saat ini belum bisa mendeteksi secara spesifik virus corona dari Wuhan. Bila terdeteksi ada virus corona, maka masih harus dicocokkan lagi.
"Karena corona virus itu kan jenisnya banyak ada 100 lebih dan sebagian besar ada di hewan liar. Dan juga yang sudah diketahui bisa menginfeksi manusia itu kan hanya sedikit dan yang empat itu tidak menyebabkan gejala atau pun hanya gejala ringan," jelas Prof Amin.
![]() |
Beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura, menurut Prof Amin, sudah memiliki kit yang lebih canggih untuk mendeteksi virus corona dari Wuhan. Bila kit biasa butuh 2 step untuk mendeteksi, kit yang dimiliki Singapura cuma butuh 1 step.
"Tim kita sedang berupaya untuk mendapatkan itu, minggu depan harusnya sudah ada," jelasnya.
Prof Amin menegaskan, dirinya tidak mengatakan ada kemungkinan sudah ada virus corona Wuhan masuk Indonesia namun tidak terdeteksi. Kutipan ini muncul di Sydney Morning Herald dan ramai diperbincangkan.
"Tidak demikian, saya tidak bilang begitu. Jangan dipelintir. Saya hanya bilang kita menggunakan tekniknya yang dua step, jadi saya tidak bilang cara itu tidak bisa mendeteksi dan itu sangat bisa," tegas Prof Amin.
UPDATE: Dalam wawancara terpisah, Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Dr dr Vivi Setyawaty, M Biomed menegaskan laboratorium yang dipakai saat ini sudah memenuhi guideline dan checklist WHO.
"Sejak akhir desember sudah punya reagen untuk novel coronavirus," tegasnya.
(up/kna)