Pemerintah dan Kementerian Kesehatan Israel mulai menutup daerah perbatasan negara. Hal ini dilakukan demi kesehatan masyarakat Israel dari virus corona.
"Pertimbangan utama ini kami lakukan demi kesehatan warga Israel dan mempertahankan hubungan kami sebagai negara yang belum tersentuh virus corona dengan negara-negara di dunia," kata Menteri Luar Negeri Israel, Katz.
Dikutip dari Times of Israel, sekitar 200 siswa dan guru diperintahkan untuk melakukan self quarantine atau karantina di rumah pada Sabtu (22/2) lalu. Ini dilakukan setelah mereka diduga telah melakukan kontak langsung dengan warga negara Korea lain, yang baru kembali dari Israel bersama Tepi Barat.
"Ini benar-benar meresahkan bahwa virus itu akan masuk dan menyebar di Israel," ujar Shai Ashkenaiz, Kepala Serikat Dokter Anak dan pakar penyakit menular Israel.
"Sejauh ini, pos-pos pemeriksaan masih belum ditutup untuk masyarakat yang berasal dari sini. Tapi, untuk pendatang yang bukan warga negara Israel sudah dilarang untuk masuk," tulis Departemen Kesehatan Israel pada situs webnya.
Namun, keputusan ini diprotes oleh pihak Korea Selatan. Kementerian Luar Negeri Seoul mengatakan bahwa tindakan pemerintah Israel tersebut terlalu berlebihan dan tidak masuk akal.
Hingga saat ini, di Israel baru terjadi satu kasus COVID-19 yang terkonfirmasi. Pasien tersebut juga sudah dikarantina bersama 10 orang lainnya.
(sao/up)