Keluarga pasien isolasi yang meninggal di RSUP dr Kariadi Semarang sempat mendapat perlakuan khusus oleh dinas kesehatan. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tersebut negatif virus corona COVID-19, meninggal karena bronkopneumonia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam mengatakan, keluarga pasien tersebut ada di Kota Semarang dan luar kota. Di Kota Semarang keluarga pasien sempat dilakukan pemantauan dan hari ini adalah hari terakhir pemantauan.
"Yang kita lakukan sejak tanggal 13 kita pantau sama keluarganya. Hari ini hari terakhir, tidak ada yang gejala batuk atau sesak napas. Keluarga di Semarang dan luar kota terutama di semarang yang jadi pantauan kita alhamdulillah tidak ada gejala yang ditemukan," kata Abdul di RSUP dr. Kariadi Semarang, Rabu (26/2/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah tersebut dilakukan karena sebelumnya hasil tes apakah pasien terinfeksi virus corona atau tidak belum keluar. Namun saat ini dipastikan pasien yang merupakan seorang pria berusia 37 tahun itu negatif corona sehingga keluarga dan tetangga tidak perlu khawatir.
"Hasil lab menyatakan Covid-19 negatif. Mungkin ini bisa mencerahkan kepada masyarakat sekitar. Warga juga sebelumnya resah. Ini sudah clear dan tidak meresahkan," tegasnya.
Untuk diketahui pasien tersebut masuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang tanggal 19 Februari 2020 dengan kondisi demam, batuk, dan gangguan pernapasan. Tanggal 23 Februari 2020 pasien meninggal dan hasil lab belum keluar sehingga dilakukan penanganan layaknya positif corona. Setelah hasil keluar, ternyata dinyatakan negatif corona.
"Memang pasien secara klinis memang kategori pasien dalam pengawasan karena ada riwayat dari luar negeri dan ada gejala gejala demam, batuk, sesak napas hingga gangguan pernapasan berat. Pasien dalam pengawasan dilakukan pemeriksaan sesuai arahan Kementrian Kesehatan dan pemeriksaan penunjang untuk cari penyebab adakah inveksi virus corona," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. kariadi Semarang, dr. Agoes Poerwoko, SpOG(K), MARS.
Hasil medis dari Puslitbangkes menyatakan pasien itu negatif virus covid-19 atau corona. Namun ketika hasil belum keluar, pasien sudah meninggal sehingga perlakuan dilakukan seolah korban positif.
"Sampai pasien ini meninggal perlakuan sama seperti positif. Begitu negatif, yang melakukan penanganan lega, tidak harus ada yang dikahwatirkan," tandasnya.
Agoes menjelaskan, proses paling berat memang ketika harus mengedukasi keluarga terkait perlakuan yang harus dilakukan terhadap pasien tersebut. Namun keluarga pasien memahami dan mengerti.
"Ini yang paling sulit, tidak boleh mendampingi keluarga yang kagi sakit, termasuk saat pemulasaran jenazah," katanya.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(alg/up)











































