Dua WNI dilaporkan terinfeksi virus corona COVID-19. Hal ini membuat banyak orang panik dengan langsung membeli masker dan hand sanitizer sebagai langkah pencegahan agar tak tertular.
Meski begitu, dr Syahrizal Syarif, MPH, PhD, dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan masyarakat apalagi anak muda tak perlu terlalu khawatir menanggapi kemunculan kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia. Menurutnya, kasus pada anak muda sampai saat ini terbilang sedikit, dan tidak ada laporan kasus meninggal.
"Misalnya ada sekitar 100 orang (yang terkena COVID-19), hanya 16 orang yang membutuhkan perawatan serius. Dan mereka yang meninggal adalah usia lanjut dengan ada penyakit jantung sebelumnya, mempunyai penyakit-penyakit kronis lain (sebelumnya)," jelasnya saat ditemui di Gedung Mochtar, Universitas Indonesia, Selasa (3/3/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jika usia muda terkena COVID-19 kondisinya tidak akan memprihatinkan seperti beberapa orang yang usianya sudah lanjut. Ia meyakini usia muda yakni di bawah 50 tahun yang terkena kasus COVID-19 lebih kecil risikonya untuk meninggal.
"Nggak sampai meninggal. Kalau ada yang muda-muda begini walaupun kena saya yakin hanya batuk pilek biasa saja, kasus yang meninggal itu yang imunnya lemah seperti yang sudah lanjut usia, kan datanya jelas, kasusnya di luar banyak yang meninggal itu yang usianya sudah 50 tahunan ke atas, usia lanjut, " tambahnya.
Namun ia mengimbau untuk tetap melakukan langkah-langkah pencegahan meski kasus COVID-19 pada usia muda sampai saat ini tidak ada yang dilaporkan meninggal.
(naf/up)











































