Virus disebut airborne ketika bisa dengan mudah menyebar di udara dan menginfeksi orang-orang. Terkait hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mempertimbangkan risiko virus corona COVID-19 bisa jadi airborne di situasi tertentu.
Virus corona hingga saat ini secara resmi disebut menular lewat droplet (percikan liur) penderita. Namun demikian menurut kepala unit penyakit zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove, ada kemungkinan virus juga bisa jadi airborne.
"Ketika Anda melakukan prosedur yang bisa menghasilkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan, ada kemungkinan terjadi apa yang kami sebut proses berubahnya partikel menjadi aerosol. Artinya virus jadi lebih lama bertahan di udara," kata Dr Maria seperti dikutip dari CNBC, Selasa (17/3/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sangat penting bagi para tenaga kesehatan mengambil langkah pencegahan ekstra saat menangani pasien dan melakukan prosedur-prosedur ini," lanjutnya.
Menurut beberapa ahli, berapa lama virus corona bisa bertahan di udara tergantung dari kondisi suhu dan kelembapan.
Baca juga: Prosedur Mencegah Virus Corona Menurut WHO |
(fds/up)











































