Pak Jokowi, Kapan Ada Screening Masif Virus Corona?

Pak Jokowi, Kapan Ada Screening Masif Virus Corona?

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 17 Mar 2020 18:19 WIB
Pak Jokowi, Kapan Ada Screening Masif Virus Corona?
Saat ini tak sembarang orang bisa menjalani tes swab untuk virus corona COVID-19 (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Di Indonesia, penemuan kasus virus corona COVID-19 dianggap masih rendah. Ada kemungkinan temuan kasus yang diumumkan hanya pasien dengan gejala berat sementara kasus ringan atau minim gejala menyebar luas di masyarakat.

Data terakhir pada Selasa (17/3) menunjukkan 172 kasus yang terkonfirmasi dan 9 pasien di antaranya dinyatakan sembuh. Meski demikian penemuan kasus dianggap masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah populasi. Dijelaskan oleh Nurul Nadia, konsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), jika Indonesia tidak mau berakhir seperti Italia dan Iran, maka penyebaran virus corona harus ditekan seminimal mungkin.

Seperti yang diketahui, layanan kesehatan di Indonesia punya keterbatasan. Penemuan kasus dengan gejala ringan atau tidak bergejala harus dilakukan semasif mungkin untuk menghindari adanya penumpukan pasien dengan gejala berat di rumah sakit sehingga menurunkan risiko kematian yang besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Caranya dengan melakukan social distancing segera, skrining masif, dan karantina diri. Bagaimana bisa tahu penyebaran di masyarakat sebesar apa? Itu gunanya skiring masif, karena harus ditentukan apa betul datanya sama atau sebenarnya ada lebih banyak di masyarakat," jelasnya.

Nadia juga menyebut beberapa negara seperti Italia, Iran, dan Amerika Serikat dianggap lambat dalam melakukan pembatasan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Berbeda dengan Singapura dan Korea Selatan yang berhasil menekan kurva kematian dengan melakukan pembatasan dini, skrining masif dan karantina ketat.

ADVERTISEMENT

Untuk menekan peningkatan kasus harus dilakukan upaya agresif, salah satunya skrining massal. Semua itu tentu harus disertai protokol teknis dan analisa kesiapan sistem kesehatan yang detail. Diperlukan transparansi data supaya daerah yang memiliki kasus COVID-19 bisa menentukan kebijakan yang harus dilakukan.

"Kita berpacu dengan waktu. Kalau terlalu lambat melakukan pembatasan dini, skrining, maka layanan kesehatan pasti dipenuhi kasus covid dan nantinya akan menjadi beban bersama dan angka kematian tinggi pun tidak dapat dihindari," tutupnya.




(kna/up)
Serba-serbi Tes Corona
25 Konten
Sejak ditemukannya kasus pertama virus corona COVID-19 di Indonesia, permintaan tes kesehatan untuk memastikan bebas corona mengalami peningkatan. Akan tetapi, banyak sekali informasi simpang siur tentang hal tersebut. Banyak yang bingung karenanya.

Berita Terkait