Penyebaran kasus positif virus corona COVID-19 kini terus bertambah di seluruh dunia. Bahkan, banyak kasus yang positif terinfeksi saat ini tidak menunjukkan adanya gejala infeksi tersebut.
Melihat hal ini, para ilmuwan mendorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada orang yang tidak memiliki gejala virus corona. Hal ini karena kekhawatiran akan orang yang tidak bergejala justru lebih besar kemungkinan untuk terinfeksi.
Seperti halnya di Islandia, negara ini mengklaim telah melakukan pengujian virus corona terbanyak di dunia. Negara ini menemukan bahwa setengah dari mereka yang dinyatakan positif justru tidak menunjukkan gejala virus tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingginya kasus tanpa gejala ini bisa mempersulit upaya untuk menghentikan persebaran penyakit ini. Hal ini karena banyak negara yang tidak memeriksa orang yang tidak memiliki gejala.
Mantan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika, Scott Gottlieb, dalam postingan twitter-nya mengatakan pengendalian virus corona sangat sulit. Ini karena banyak orang yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala apapun.
"Jadi lebih jelas, bahwa penyebaran virus corona Covid-19 oleh orang yang tidak bergejala atau sedikit gejala mungkin bisa jadi sumber penularan. Ini membuat virus sulit dikendalikan," ujarnya.
Sedangkan di Korea Selatan, Direktur CDC Jung Eun Kyeong mengatakan lebih dari 20 persen kasus tanpa gejala yang dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea. Bahkan mereka tidak menunjukkan gejala apapun selama menjalani rawat inap.
Sementara itu, para peneliti di Jepang menemukan waktu yang diperlukan untuk orang yang baru terinfeksi dan menularkannya ke orang lain. Butuh waktu sekitar 4-6 hari untuk menularkannya.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, juga mengingatkan soal itu. Menurutnya, selama ini banyak kasus positif COVID-19 yang tidak kelihatan seperti orang sakit. Ada yang keluhannya sangat ringan, bahkan ada yang sama sekali tidak bergejala.
"Tidak seluruhnya orang yang membawa virus nampak sebagai orang sakit," kata Yuri, Kamis (26/3/2020).
(up/up)











































