Nongkrong Bareng Berharap Jadi Kebal, Warga AS Malah Tertular Pasien Corona

Nongkrong Bareng Berharap Jadi Kebal, Warga AS Malah Tertular Pasien Corona

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 11 Mei 2020 09:05 WIB
Nongkrong Bareng Berharap Jadi Kebal, Warga AS Malah Tertular Pasien Corona
Virus Corona COVID-19 (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Negara bagian di Washington, Walla Walla, Amerika Serikat, tengah menangani cluster baru penyebaran virus Corona yang sangat membingungkan. Beberapa orang mengorganisir penyelenggaraan 'Pesta COVID-19' dan dengan sengaja berbaur bersama mereka yang terinfeksi dengan harapan mendapat imunitas dari virus tersebut.

Direktur kesehatan masyarakat untuk Kabupaten Walla Walla, Meghan Debolt, menyebut ada dua agenda yang sama terjadi di daerah tersebut belum lama ini. Dua orang yang pergi ke salah satu pesta dan dihadiri 20 orang lainnya sudah dinyatakan sakit dan positif terkena virus Corona. Adanya kasus ini membuat pihak berwenang membatalkan upaya melonggarkan pembatasan.

"Kami berharap bisa membuka kembali komunitas kami, tetapi jika mereka tidak memperhatikan jarak fisik yang tepat dan pedoman jarak sosial, sengaja kontak dengan COVID-19, membuat kami berpikir kembali untuk membuka (pembatasan)," sebut Debolt dikutip dari Strait Times.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Debolt menambahkan bahwa dua orang yang tertular COVID-19 dari salah satu pesta di Walla Walla masih muda dan tidak memerlukan perawatan medis. Ia menyebut kedua pasien tersebut akan cepat pulih dari virus Corona tanpa tahu mereka bisa menyebarkan ke orang lain yang lebih rentan.

"Mereka benar-benar merasa buruk sekarang, mengetahui mereka menempatkan keluarga, teman, dan orang lain dalam bahaya," tutur Debolt.

ADVERTISEMENT

Selain itu, sekretaris kesehatan negara, John Wiesman mengatakan hingga kini masih tidak diketahui apakah orang yang pulih dari COVID-19 memiliki perlindungan atau kekebalan dalam jangka panjang.

"Perilaku yang tidak perlu semacam ini dapat menciptakan peningkatan kasus yang sebetulnya dapat dicegah dan selanjutnya memperlambat kemampuan negara kita untuk secara bertahap membuka kembali," kata Wiesman.




(kna/up)

Berita Terkait