Bintang film Indonesia, Dwi Sasono (DS), tersandung kasus narkoba. Menurut keterangan, ia ditangkap polisi dengan barang bukti 16 gram ganja.
"Pada saat dilakukan. Penggeledahan di kediaman DS, ditemukan ada narkotika jenis ganja seberat 16 gram yang disembunyikan di atas lemari di satu tempat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus dalam rilis di Polres Jakarta Selatan, Senin (1/6/2020).
Di Indonesia, ganja jadi salah satu narkoba yang populer disalahgunakan. Berikut beberapa fakta ganja seperti dikutip detikcom dari berbagai sumber:
1. Termasuk narkotika golongan 1
Dalam lampiran Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja dikategorikan sebagai narkotika golongan 1. Artinya, zat ini tidak boleh dipakai bahkan untuk keperluan medis di Indonesia. Dalam jumlah terbatas, ganja bisa dipakai untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan persetujuan menteri atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2. Mengandung THC
Ganja diolah dari tanaman Cannabis sativa. Zat yang memberikan efek memabukkan adalah delta 9-tetrahydrocannabinol atau disingkat THC. Efek paling banyak dilaporkan adalah bikin rileks dan dalam kadar berlebih memicu halusinasi. Kandungan lainnya adalah CBD ata cannabidiol, yang efeknya berlawanan dengan THC. Zat ini memicu kegelisahan dan paranoia.
3. Diisap atau dimakan
Sekurangnya ada dua cara populer mengonsumsi ganja, yakni diisap seperti rokok dan dimakan. Diisap adalah cara paling cepat untuk mendapat efek memabukkan, sekaligus paling berisiko. Ganja yang dimakan butuh waktu lebih lama untuk memberikan efek karena harus melewati proses pencernaan.
4. Legal di beberapa negara
Legalitas ganja sering jadi topik perdebatan. Beberapa negara akhirnya melegalkan ganja dengan catatan karena dianggap dapat bermanfaat untuk kepentingan medis.
5. Risiko penyalahgunaan
Laman Drugabuse.gov menyebut pemakaian ganja bisa menyebabkan masalah kejiwaan seperti halusinasi dan paranoia temporer. Penyalahgunaan ganja juga dikaitkan dengan depresi, kegelisahan, dan keinginan bunuh diri. Dalam jangka panjang, ganja juga berpengaruh pada perkembangan otak.
(fds/fds)