Pasien virus Corona yang telah pulih di China mungkin masih rentan pada bentuk mutasi dari patogen COVID-19 yang menyebar dari luar negeri.
Menurut Profesor Huang Ailong dari Universitas Kedokteran Chongqing, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan ancaman dari mutasi COVID-19 yang disebut D614G bagi orang-orang yang telah sembuh dari virus Corona.
D614G mulai menyebar di Eropa pada awal Februari dan di Mei menjadi strain dominan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Biorxiv.org, sebuah situs web pracetak, menuliskan antibodi yang ditemukan pada pasien yang terinfeksi dengan patogen sebelumnya gagal menetralkan mutasi.
Sejak wabah Corona dilaporkan di pasar makanan grosir Xinfadi di Beijing, 227 infeksi baru dikonfirmasi dan lebih dari 2,3 juta penduduk telah diuji dalam upaya menekan penyebaran. Otoritas kesehatan mengidentifikasi infeksi di sejumlah lokasi di pasar, termasuk di dalam mulut salmon impor.
Seluruh data sekuensing genom sampel dari tiga pasien pertama telah dirilis dan semuanya mengandung mutasi D614G. Huang dan timnya memilih jenis virus yang sebelumnya beredar di China dan kemudian memanipulasinya untuk membuat versi buatan manusia yang mengandung mutasi.
Mereka kemudian mengekstraksi antibodi dari 41 sampel darah yang dikumpulkan dari pasien yang pulih dan memasukkan mutasi. Dalam studi tersebut antibodi yang dihasilkan oleh pasien gagal menekan mutasi.
Salah satu kekhawatiran peneliti saat ini bahwa adanya mutasi D614G akan berdampak buruk pada pengembangan vaksin. Beberapa kandidat vaksin Corona telah memasuki tahap akhir uji klinis tetapi mereka menggunakan strain paling awal dari COVID-19 yang terdeteksi di Wuhan.
Sebuah studi oleh tim medis AI IBM pada bulan April memperingatkan bahwa mutasi D614G dapat mengurangi efektivitas vaksin yang menargetkan protein lonjakan virus. Sebuah studi terpisah oleh tim peneliti di Serbia bulan lalu menghasilkan kesimpulan yang sama.
"Mengingat sifat genome SARS-CoV-2 RNA yang berkembang, pengobatan antibodi dan desain vaksin mungkin memerlukan pertimbangan lebih lanjut untuk mengakomodasi D614G dan mutasi lain yang dapat memengaruhi imunogenisitas virus," kata Huang dikutip dari South China Morning Post.
Pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa informasi genetik virus di Beijing merujuk ke sumber di luar China, tetapi apakah itu berasal dari rantai dingin makanan impor atau pengunjung yang terinfeksi di pasar masih belum ditentukan.
(kna/up)











































