Studi Baru Ungkap Gejala Virus Corona Pada Bayi yang Terinfeksi

Studi Baru Ungkap Gejala Virus Corona Pada Bayi yang Terinfeksi

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 22 Jun 2020 11:11 WIB
A little boy puts a medical mask on his face.
Studi ini ungkap gejala Corona pada bayi yang terinfeksi. (Foto ilustrasi: iStockphoto)
Jakarta -

Sebuah studi baru mengungkapkan bayi di bawah tiga bulan yang positif terinfeksi virus Corona COVID-19 hanya menunjukkan gejala penyakit yang ringan. Gejala yang muncul berupa demam dan beberapa gejala pernapasan, sementara kondisinya cenderung baik.

Dalam studi tersebut melibatkan 18 bayi yang terinfeksi virus Corona. Hasilnya, 50 persen bayi yang dirawat inap di rumah sakit umum tidak ada yang membutuhkan bantuan pernapasan ataupun perawatan intensif.

"Meskipun data bayi dengan COVID-19 di Amerika Serikat terbatas, tapi kami menemukan bahwa sebagian besar bayi memiliki penyakit ringan. Dan mungkin tidak berisiko parah terhadap penyakit tersebut, seperti yang dilaporkan di China," kata pakar penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak Lurie dan asisten profesor pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Leena B Mithal.

"Sebagian besar bayi dengan COVID-19 di dalam penelitian kami mengalami demam. Tetapi, bayi yang demam juga bisa karena infeksi bakteri, dan itu perlu dievaluasi lagi," imbuhnya yang dikutip dari foxnews, Senin (22/6/2020).

Enam dari sembilan bayi yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala lain, yaitu gejala gastrointestinal. Gejalanya seperti, nafsu makan berkurang, muntah, dan diare.

ADVERTISEMENT

Adapun gejala pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu batuk dan sesak napas yang peneliti sebut lebih dulu muncul dibandingkan gejala gastrointestinal. Menurut peneliti, bayi memiliki viral load yang sangat tinggi pada spesimen hidung mereka, meskipun hanya mengalami penyakit ringan.

"Masih belum jelas apa bayi dengan demam yang positif COVID-19 harus dirawat di rumah sakit. Keputusannya didasari usia, kebutuhan perawatan pencegahan infeksi bakteri, penilaian klinis, dan toleransi makan," jelas Mithal.




(sao/kna)