Satu dari tiga pasien virus Corona COVID-19 yang sembuh dikhawatirkan masih bisa mengalami efek dari infeksi Corona seumur hidup. Hal ini karena virus Corona menyebabkan efek jangka panjang yang berupa kerusakan pada paru-paru, kelelahan kronis, hingga kerusakan otak.
Direktur klinis di NHS Seacole Center, Dr Hilary Floyd, mengaku belum bisa memastikan efek jangka panjang tersebut akan bertahan seumur hidup atau dalam beberapa waktu saja.
"Kami tidak tahu apakah orang yang berusia 50 dan 60-an saat ini jauh lebih lemah atau memiliki risiko demensia yang meningkat dalam waktu 20 tahun," katanya yang dikutip dari Mirror, Selasa (30/6/2020).
"Bahkan mereka yang masih muda dan aktif yang terinfeksi virus, kini tidak bisa bangun dari tempat tidur," imbuhnya.
Dr Hilary mengaku melihat banyak pasien usia 50-60 tahun berjuang keras untuk melawan infeksi virus ini.
"Mereka memiliki tingkat kelemahan yang tinggi untuk sembuh dari virus ini," ungkapnya.
Sebelumnya petugas medis China memperingatkan pasien yang sembuh dari Corona bisa mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Komisi Kesehatan Nasional China pun mengingatkan pasien COVID-19 bisa mengalami depresi, insomnia, gangguan pola makan, berbagai kesehatan mental, neurologis, kerusakan otot, dan kehilangan fungsi tungkai.
Selain itu, sebuah studi dalam jurnal medis Kidney International juga menyebutkan adanya hubungan antara virus Corona dengan gagal ginjal. Dari 5.449 pasien Corona yang menjalani tes di fasilitas medis Northwell Health di Great Neck, New York, satu dari tiga pasien mengalami masalah ginjal yang parah.
(sao/fds)