WHO Peringatkan Kematian Akibat COVID-19 Bisa Tembus 2 Juta Orang

WHO Peringatkan Kematian Akibat COVID-19 Bisa Tembus 2 Juta Orang

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Sabtu, 26 Sep 2020 11:00 WIB
Terhitung sudah 6 bulan sejak pemerintah mengumumkan kasus Corona pertama di Indonesia pada 2 Maret lalu. Kini, Per 2 September angka kasus positif COVID-19 telah mencapai 180 ribuan jiwa. Sejumlah petugas mengubur jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Menurut petugas akhir-akhir ini aktivitas penguburan meningkat.
Kematian akibat Corona dikhawatirkan tembus 2 juta. (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Tak hanya kasus baru, kematian akibat COVID-19 terus bertambah cukup signifikan setiap harinya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memperingatkan jumlah kematian akibat Corona bisa bertambah dan berlipat ganda sebelum vaksinasi dilakukan.

"Ini tentu tidak terbayangkan (2 juta kematian). Tapi bukan tidak mungkin terjadi," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/9/2020).

Setelah sembilan bulan pandemi, total jumlah kematian akibat COVID-19 telah mendekati 1 juta. Belum lagi akhir-akhir ini terjadi peningkatan penularan di Eropa sehingga meningkatkan risiko kerentanan dan kematian pasien COVID-19.

Ryan menegaskan pengobatan yang baik dan vaksin yang efektif mungkin tidak cukup untuk mencegah angka kematian mencapai dua juta. Dia juga mempertanyakan apakah semua opsi telah diterapkan, seperti melakukan tes dan melacak kontak, karantina, isolasi, penjarakan sosial, memakai masker, serta mencuci tangan.

"Apakah kita siap untuk melakukan apa yang harus dilakukan untuk menghindari angka itu?" tanya Dr Ryan, menyeru kepada semua negara untuk mengerahkan upaya mengendalikan COVID-19.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan orang muda tidak boleh disalahkan atas peningkatan infeksi baru-baru ini meskipun ada kekhawatiran bahwa mereka mendorong penyebaran Corona setelah pembatasan dan penguncian dilonggarkan di seluruh dunia. Meski pertemuan dalam ruangan orang-orang dari segala usia mendorong terjadinya penularan.

"Hal terakhir yang dibutuhkan orang muda adalah orang tua yang mengoceh dan mengibas-ngibaskan jarinya," ucap Ryan.

WHO melanjutkan pembicaraan dengan China tentang kemungkinan keterlibatannya dalam skema pembiayaan COVAX yang dirancang untuk menjamin akses yang cepat dan adil secara global ke vaksin COVID-19. Skema ini bertujuan untuk bekerja sama dengan produsen vaksin untuk melindungi populasi yang paling rentan, seperti orang tua dan petugas kesehatan.




(kna/kna)