Isu-isu Miring Seputar Vaksin yang Pernah Heboh di Indonesia

Vaksin mengingitis sempat heboh karena beredar kabar terbuat dari enzim babi. Para calon jemaah haji sempat dibuat khawatir sampai akhirnya keluarlah sertifikat halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk produk vaksin tertentu. MUI menjanjikan bahwa tidak ada kandungan babi di dalamnya. Foto: Triono Wahyu Sudibyo-detikcom

Vaksin MMR (measles, mumps, rubella) sempat diisukan bisa memicu autisme. Para ahli kesehatan telah membantah hal tersebut namun isu masih beberapa kali beredar tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga luar negeri. Foto: Thinkstock

Setelah vaksin MMR, vaksin penggantinya yaitu vaksin MR (measles, rubella) juga diterjang isu miring. Ada laporan anak-anak menjadi lumpuh setelah diberi vaksin ini. Investigasi mengungkapkan kejadian lumpuh itu kebetulan saja karena sang anak sudah memiliki penyakit bawaan sebelumnya. Foto: Angling Adhitya Purbaya

Vaksin HPV (human papillomavirus) rencananya akan diberikan pada anak-anak perempuan usia sekolah dasar guna mencegah kasus kanker serviks. Ketika program percobaan vaksin HPV ini berjalan di Jakarta tahun 2016 lalu, beredar pesan berantai yang menuding bahwa vaksin HPV sebabkan menopause dini. Hal tersebut dibantah oleh ahli. Foto: ilustrasi/thinkstock

Vaksin polio juga pernah menjadi masalah ketika terbongkar jaringan pemalsu vaksin di Tangerang Selatan tahun 2016 lalu. Tingkat kepercayaan masyarakat berkurang sehingga beberapa orang tua menunda pemberian vaksin pada anaknya. Foto: Tya Eka Yulianti

Vaksin tetanus tahun 2009-2010 ramai diisukan dapat membuat para wanita muda menjadi mandul atau sulit hamil. Padahal menurut dr Ali Sungkar, SpOG, dari RS Cipto Mangunkusumo vaksin tetanus biasanya diberikan kepada wanita yang akan menikah untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus saat pertama kali berhubungan seks dan pada saat melahirkan. Foto: Thinkstock