Menurut seksolog Dr dr Andri Wanananda MS, dari Universitas Tarumanegara, penis tidak seperti bagian tubuh lain yang dapat dilatih. Penis tidak memiliki jaringan otot yang sama seperti pada lengan dan tungkai yang dapat diperbesar dengan latihan.
Senam penis dikhawatirkan oleh dr Andri malah akan mencederai penis. Bagian jaringan saraf dan pembuluh darah halus pada penis rawan cedera jika senam dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandangan masyarakat umumnya mengaitkan ukuran penis dengan kejantanan seorang pria, semakin besar ukuran dikatakan makin jantan. Menurut seksolog Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, pandangan demikian membuat banyak oknum memanfaatkan peluang untuk membuat suatu usaha yang diklaim dapat memperbesar penis.
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi ukuran penis adalah faktor keturunan dan hormon seperti halnya warna mata atau warna kulit yang tidak dapat diubah.
"Setelah pria dewasa dan perkembangannya normal, maka tidak mungkin bisa memperbesar penis. Kecuali dari kecil hormonnya terhambat. Kalau dia mengalami gangguan hormon maka bisa dibantu, tapi itu pun yang besar hanya penis tapi testisnya nggak bisa," ujar dr Wimpie.
(up/ajg)











































