Oleh para ahli psikologi, pria dengan nama samaran Brad (22) ini disebut mengalami kondisi eproctophilia. Kondisi ini membuat seseorang menganggap kentut bukan hal yang jorok, justru bau dan suaranya mampu membangkitkan gairah seksual.
Brad yang merupakan sarjana seni menjelaskan bahwa ia pertama kali menyadari kondisinya saat duduk di bangku sekolah. Saat itu, dia mendengar seorang perempuan yang dikaguminya kentut dan baunya terbawa angin ke arahnya. Saat itulah ia merasakan ada sensasi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membuktikan bahwa kondisinya memang semacam fetish, Brad pun melakukan eksperimen. Ia membuat semacam taruhan dengan teman-temannya, dengan hukuman dikentuti selama seminggu jika kalah dalam taruhan. Mengejutkan, ia justru leih menikmati saat kalah.
Kasus yang menimpa Brad menarik perhatian Prof Mark Griffiths dari Nottingham Trent University. Ia mempublikasikan kasus yang diklaimnya sebagai kasus pertama di dunia ini dalam jurnal Archives of Sexual Behaviour.
"Pengidap eproctophila menghabiskan waktu yang tidak normal untuk memikirkan kentut dan mengalami ketertarikan seksual yang berulang yang berhubungan dengan kentut," kata Prof Griffiths.
"Prevalensi dan angka kejadian eproctophila diasumsikan selama ini terabaikan sehingga belum pernah ada kasus yang terpublikasikan. Sebagian besar orang melihat kentut sebagai hal yang menjijikkan tetapi tidak bagi pengidap eproctophila," lanjut Prof Griffiths.
(up/vit)











































