Kondisi-kondisi yang Bisa Bikin Wanita Trauma Bercinta

Kondisi-kondisi yang Bisa Bikin Wanita Trauma Bercinta

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 18 Mei 2015 19:31 WIB
Kondisi-kondisi yang Bisa Bikin Wanita Trauma Bercinta
Jakarta - Kegiatan bercinta mestinya menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi pasangan suami istri. Meski kenyataannya, para wanita bisa saja justru tidak ingin bercinta karena trauma. Lantas, kondisi seperti apa saja yang bisa membuat wanita trauma bercinta?

"Dalam sejumlah besar kasus, vaginismus atau mengencangnya otot vagina hingga tidak mungkin untuk berhubungan intim disebabkan karena faktor psikologis. Ada Kemungkinan si wanita pernah mengalami pelecehan seksual atau diberi tahu orang lain bahwa seks itu menyakitkan," kata Dr Rajan Bhonsle, kepala divisi Department of Sexual Medicine di Parel's KEM Hospital.

Hanya dengan mendengar bahwa seks itu menyakitkan, lanjut Dr Bhonsle, wanita bisa mengaitkan proses penetrasi sebagai sebuah trauma. Nah, untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan konseling yang melibatkan kedua pasangan. Latihan juga dilakukan agar suami atau istri bisa merasa santai dan nyaman dengan tubuh masing-masing. Misalnya, wanita diminta memasukkan jari mereka ke vagina untuk mengubah persepsi bahwa seks menyakitkan.

Dr Bhonsle juga mengatakan pasangan perlu diberi pemahaman bahwa vagina bisa cukup merenggang sampai-sampai bisa dilewati kepala bayi. Sehingga, harusnya proses penetrasi tidak semenyeramkan yang dibayangkan. Trauma yang dialami wanita juga bisa memengaruhi proses pelumasan vagina yang memegang peranan penting dalam proses penetrasi.

Baca juga: Jangan Salah, Sakit Kepala Juga Bisa Timbul Gara-gara Bercinta

"Meskipun terhambatnya pelumasan juga bisa terjadi karena infeksi yang menyebabkan kelenjar bartholyn membengkak. Padahal, kelenjar itu berfungsi untuk mensekresi cairan pelumas. Sehingga, mengobati infeksi jamur atau bakteri ini bisa membantu meringankan rasa sakit sat penetrasi," lanjut Dr Bonshle, dikutip dari Times of India, Senin (18/5/2015).

Sementara, Dr Duru Shah, direktur ilmiah Gynaeworld menuturkan endometriosis juga bisa membuat wanita merasa kesakitan selama atau sesudah bercinta. Nah, untuk mengatasi vaginismus yang lebih dominan disebabkan faktor psikologis, disarankan para wanita menggunakan suntik botoks.

Konsultan urologi, andrologi, dan ahli bedah pergantian kelamin Dr Sanjay Pandey dari Andheri's Kokilaben Dhirubhai Ambani Hospital menuturkan suntikan botok bisa membantu merilekskan otot dinding vagina sehingga vagina tidak tertutup. Namun, ia mengingatkan agar prosedur ini dilakukan di bawah pengawasan tim medis yang kompeten.

"Saya sudah melakukan prosedur ini selama 6,5 tahun. Beberapa pasien memang butuh prosedur lanjutan karena suntik botoks bisa merilekskan otot dinding vagina 4-6 bulan setelah prosedur dilakukan. Tapi ada juga yang tetap bisa bercinta meski sudah berhenti suntik botoks. Saya mengingatkan prosedur ini kembali lagi pada kecocokan masing-masing individu," tutur Dr Pandey.

Baca juga: Mau Coba Bercinta di Pagi Hari? Jangan Lupakan 5 Hal Ini



(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)

Berita Terkait