Studi Sebut Seks Oral Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Hingga Puluhan Kali Lipat

Studi Sebut Seks Oral Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Hingga Puluhan Kali Lipat

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 27 Jan 2016 19:04 WIB
Studi Sebut Seks Oral Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Hingga Puluhan Kali Lipat
Foto: Thinkstock
New York - Kanker di kepala dan leher biasanya dikait-kaitkan dengan kebiasaan merokok dan peminum berat. Akan tetapi belakangan, jumlah kasusnya meningkat tajam.

Tim peneliti dari Albert Einstein College of Medicine, New York ini lantas merekrut 97.000 partisipan dan melakukan pengamatan terhadap mereka selama beberapa tahun. Dengan menggunakan sampel mouthwash atau cairan pencuci mulut, peneliti dapat mengetahui bahwa beberapa di antara partisipan mempunyai jejak-jejak virus HPV-16 dalam mulut mereka.

Benar saja, meski di awal studi orang-orang ini dinyatakan sehat, akan tetapi setelah empat tahun berjalan, peneliti mencatat terjadi 132 kasus kanker kepala dan leher pada partisipan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan setelah sampel mouthwash dari 396 pasien sehat dibandingkan dengan sampel milik partisipan mereka, terungkap bahwa mereka yang memiliki HPV-16 dalam sampel mouthwash-nya berisiko 22 kali lebih besar untuk terserang kanker orofaringeal ketimbang sampel pasien sehat di mana tidak ditemukan HPV sama sekali.

Baca juga: Begini Bahayanya Bila Seks Oral Dilakukan Saat Sariawan

Menurut peneliti, seks oral tampaknya ikut meningkatkan jumlah kasus kanker orofaringeal, sebab menjadi semacam media utama untuk HPV smasuk ke tubuh manusia, dan menyebar di dalam mulut.

Kesimpulan peneliti menjadi semakin kuat dengan adanya fakta bahwa 70 persen kasus kanker leher dan kepala dewasa ini diakibatkan oleh HPV. Mereka bahkan dapat memprediksi dalam kurun lima tahun ke depan, jumlah penderitanya bisa melebihi pasien kanker serviks. Demikian dilaporkan The Independent.

Baca juga: Tidur Lebih Tenang Usai Mendapatkan Seks Oral

HPV sebenarnya dapat tersebar dengan mudah hanya lewat kontak kulit. Namun kebanyakan virus ini dapat diredam oleh sistem kekebalan, sehingga tidak menimbulkan bahaya.

Namun ada kalanya, virus ini mengganas dan memicu munculnya sel-sel kanker, seperti pada serviks atau mulut rahim, penis, anus, vagina dan mulut, walaupun kejadiannya tergolong langka. (lll/vit)

Berita Terkait