Tim peneliti dari Albert Einstein College of Medicine, New York ini lantas merekrut 97.000 partisipan dan melakukan pengamatan terhadap mereka selama beberapa tahun. Dengan menggunakan sampel mouthwash atau cairan pencuci mulut, peneliti dapat mengetahui bahwa beberapa di antara partisipan mempunyai jejak-jejak virus HPV-16 dalam mulut mereka.
Benar saja, meski di awal studi orang-orang ini dinyatakan sehat, akan tetapi setelah empat tahun berjalan, peneliti mencatat terjadi 132 kasus kanker kepala dan leher pada partisipan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Begini Bahayanya Bila Seks Oral Dilakukan Saat Sariawan
Menurut peneliti, seks oral tampaknya ikut meningkatkan jumlah kasus kanker orofaringeal, sebab menjadi semacam media utama untuk HPV smasuk ke tubuh manusia, dan menyebar di dalam mulut.
Kesimpulan peneliti menjadi semakin kuat dengan adanya fakta bahwa 70 persen kasus kanker leher dan kepala dewasa ini diakibatkan oleh HPV. Mereka bahkan dapat memprediksi dalam kurun lima tahun ke depan, jumlah penderitanya bisa melebihi pasien kanker serviks. Demikian dilaporkan The Independent.
Baca juga: Tidur Lebih Tenang Usai Mendapatkan Seks Oral
HPV sebenarnya dapat tersebar dengan mudah hanya lewat kontak kulit. Namun kebanyakan virus ini dapat diredam oleh sistem kekebalan, sehingga tidak menimbulkan bahaya.
Namun ada kalanya, virus ini mengganas dan memicu munculnya sel-sel kanker, seperti pada serviks atau mulut rahim, penis, anus, vagina dan mulut, walaupun kejadiannya tergolong langka. (lll/vit)











































