Sebanyak 81,3 persen jumlah kasus baru tersebut terjadi pada mereka yang berhubungan heteroseksual.
Hal ini menurut Deputi General Manager Condom Business Unit DKT Indonesia Pierre Frederick menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sebetulnya membutuhkan kondom sebagai alat kesehatan pencegah penularan penyakit. Hanya saja sayang di mata masyarakat kondom masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Tebal atau Tipis, Kondom Harus Cukup Kuat dan Aman
"Orang tahu penyakit ada banyak mulai dari sipilis, gonore, dan HIV tapi dia mikirnya 'gue nggak akan kena'. Ignorant-nya tinggi sekali. Padahal dilihat dari lifestylenya, terbukti ada banyak sekali penularan terjadi ke orang-orang rumah," kata Frederick ketika ditemui dalam launching kondom Fiesta di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Frederick mengatakan usaha terus dilakukan untuk membuka pandangan masyarakat terhadap kondom ini lewat kerja sama dengan lembaga-lembaga yang memang bergerak di bidang kesehatan.
"Tapi sebenarnya tetap jangan melakukan seks sembarangan dan setia terhadap pasangan itu sebenarnya cara yang terbaik," tutupnya.
Baca juga: Survei: Remaja Juga Ingin Tahu Soal Kondom Saat Dapat Pendidikan Seks (fds/vit)











































