Menurut ahli selaput dara adalah jaringan yang tipis, namun tidak selalu mudah robek dan bisa memperbaiki diri sendiri dengan cepat ketika rusak.
"Dengan demikian, selaput dara tidak selalu akan robek saat pertama kali melakukan hubungan seks. Sehingga tidak bisa menjadi bukti apakah perempuan itu perawan atau tidak," kata Rose Olson, penulis utama makalah tentang 'tes keperawanan' yang diterbitkan di jurnal Reproductive Health.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Psikolog Sebut Tes Keperawanan Sebelum Nikah Tidak Menghormati Perempuan
"Selaput dara setiap perempuan terlihat berbeda. Bahkan dokter yang paling berpengalaman pun tidak dapat membedakan selaput dara 'perawan' dari selaput dara 'tidak perawan'," ujarnya.
Sama seperti bagian vagina lainnya, bagian yang juga disebut hymen ini memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa perempuan terlahir tanpa hymen, dan ukuran lubang di tengah selaput dara bisa sangat bervariasi.
Satu-satunya hal yang berubah pada selaput dara setelah penetrasi seks terjadi adalah fleksibilitas jaringan tersebut. Hubungan intim yang dilakukan secara teratur akan membuat selaput dara menjadi lebih lentur.
Lalu apa selaput dara yang robek saat hubungan seks benar bisa berdarah? Menurut ahli, tidak selalu. Pendarahan setelah berhubungan intim bisa jadi karena bagian lain di vagina yang terluka akibat kekeringan.
Baca juga: Keluar Darah Setelah Berhubungan Intim, Tanda Selaput Dara Robek?
"Tapi jangan khawatir, beberapa penelitian menunjukkan bahwa luka pada selaput dara bisa sembuh dengan cepat dan tidak meninggalkan bukti trauma. Sebagian besar luka sembuh dengan baik setelah berhari-hari atau berminggu-minggu, dan kembali semula," kata Olson.
Perlu diketahui juga, selaput dara bisa mudah terlihat saat Anda masih sangat muda. Namun karena hormon, pada saat Anda berusia sekitar 25 tahun, selaput dara Anda mungkin akan menyusut atau mengalami atrophi sampai ke ukuran yang hampir tidak terlihat sama sekali. (fds/fds)











































