Kecenderungan melakukan seks secara BDSM sangat dekat dengan istilah perbudakan, penyerahan, dan sadisme. Istilah ini mengacu pada berbagai praktik dan prosedur kegiatan seks kasar BDSM. Salah satu peran pasangan nantinya memegang kekuasaan dan kontrol. Umumnya peran ini dilakukan oleh pria. Cambuk dan rantai serta jenis perlengkapan lainnya juga menjadi aksesoris mereka dalam melakukan seks kasar BDSM.
BDSM termasuk dalam 'seks kasar' yang kegiatannya mulai dari mengikat tangan, memukul ringan, dan mengikuti perintah hingga sesak napas erotis, dan banyak lagi. Dari hal-hal sederhana hingga ekstrem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, penelitian menunjukkan mereka yang belum pernah mencoba BDSM umumnya berfantasi tentang hal itu. Sayangnya, minatnya tidak selalu terpenuhi, karena setiap pasangan tidak memiliki keinginan yang sama.
Dulcinea Pitagora, seorang psikoterapis dan terapis seks telah menjadi anggota dan mentor di komunitas BDSM Kota New York selama lebih dari satu tahun. Mereka sudah lama menjadi konsultan BDSM, dan memiliki dua studio ruangan khusus yang berisi aksesoris seks kasar BDSM di ruang bawah tanah.
Menurut mereka, pasangan yang ingin mulai melakukan seks kasar BDSM ini harus segera membuka komunikasi tentang seks kasar BDSM demi menghindari perasaan tidak nyaman yang akan timbul pada pasangan.
"Komunikasi terbuka antar pasangan adalah penting untuk keberhasilan dalam berdiskusi tentang hasrat ingin melakukan seks kasar," kata Pitagora, dikutip dari Fatherly.
Konsultan BDSM ini menyarankan komunikasi antar pasangan nantinya dimulai dengan membicarakan karakteristik non-seksual terlebih dahulu. Kemudian, berlanjut ke hal-hal ekstrem yang akan dilakukan di BDSM. Setelah itu, pasangan baru bisa bernegosiasi tentang BDSM seperti apa yang ingin dilakukan bersama pasangan.
(up/up)











































