Masturbasi adalah kegiatan seksual yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pada organ vital untuk mencapai sensasi tertentu. Aktivitas ini dipercayai memiliki sejumlah dampak positif terhadap tubuh, seperti memicu produksi hormon yang meningkatkan emosi dan sensasi positif dalam tubuh.
Banyak informasi yang berkembang di masyarakat bahwa masturbasi yang berlebih dapat berpotensi menyebabkan kebodohan.
Sebenarnya, bila dilakukan dengan benar, memerhatikan kebersihan, dan dalam frekuensi yang wajar, masturbasi tidak memiliki dampak negatif pada tubuh.
Dikutip dari Man Matters, masturbasi yang sehat pada umumnya dilakukan dua kali dalam seminggu. Pada dasarnya, aktivitas ini memiliki sejumlah manfaat karena merilis hormon-hormon baik dalam tubuh.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan dengan pasti pengaruh masturbasi sebagai penyebab kebodohan. Namun, bila dilakukan secara berlebihan, aktivitas ini dipercayai dapat berdampak pada daya ingat seseorang.
Masturbasi yang berlebihan menyebabkan hormon asetilkolin, molekul neurotransmitter yang berperan dalam sistem saraf, pada otak terkuras. Kondisi ini membuat tubuh mencoba untuk menggantikan hormon tersebut dengan hormon adrenalin yang dapat menyebabkan turunnya daya ingat dan kesulitan untuk berkonsentrasi.
Selain itu, bila dilakukan secara berlebihan, aktivitas ini juga dapat menimbulkan kelelahan yang juga akan berdampak pada pikiran seseorang. Seseorang yang dalam kondisi kelelahan akan lebih sulit mengontrol pikirannya dengan baik dan lebih mudah kehilangan fokus.
Terlalu sering masturbasi bisa membuat konsentrasi kandungan sperma pada air mani berkurang. Terlalu sering masturbasi juga menyebabkan trauma atau cedera pada penis.
Sebab, organ intim pria tidak dirancang untuk terus ereksi dan ejakulasi berkali-kali.
"Jadi kalau ada istilah masturbasi terus menerus, maka bisa dipastikan akan menyebabkan trauma pada penis," beber spesialis urologi dr Andredasta C Sinulingga, SpU dari RSU Bunda Margonda, Depok.
Baca juga: Pria Sering Onani, Adakah Efek Sampingnya? |
Simak Video "Dialami Indra Bekti, Simak Pengertian dan Gejala Perdarahan Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)