Berjalan sambil tidur atau berbicara saat tidur adalah sesuatu yang tidak asing. Namun, bagaimana dengan seks sambil tidur? Mungkin ini merupakan sesuatu yang tak pernah didengar. Padahal, ini adalah gangguan yang nyata dan dan bisa dialami semua orang, tertuama laki-laki.
Dikutip dari Men's Health, sexsomnia atau seks tidur adalah gangguan tidur yang menyebabkan seseorang terlibat dalam perilaku seksual saat mereka benar-benar tertidur. Dalam kata lain, mereka tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan.
Sexsomnia adalah jenis parasomnia atau gangguan yang ditandai dengan perilaku abnormal saat tidur. Perilaku ini dapat berupa berbicara, berjalan, makan, mengompol, mengemudi, atau bahkan melakukan suatu hal seksual.
Seks tidur mungkin melibatkan masturbasi, meraba-raba, mendorong panggul, orgasme spontan, atau memulai hubungan seksual dengan orang lain. Mereka yang mengalami sexsomnia tidak memiliki kesadaran atau ingatan akan perilaku mereka.
Namun, sulit untuk mengetahui dengan pasti berapa banyak orang yang mengalami sexsomnia karena gejala kondisi ini tidak selalu diceritakan kepada dokter. Diungkap oleh dr Chris Winter, M.D, ahli saraf dan spesialis tidur, orang yang mengalami sexsomnia cenderung diselimuti rasa bersalah dan malu. Padahal, kondisi ini jauh lebih umum daripada yang dipikirkan orang.
Menurut penelitian yang dipaparkan pada Associated Professional Sleep Societies LLC pada 2010, sexsomnia dilaporkan oleh hampir 8 persen pasien di pusat gangguan tidur. Dari pasien tersebut, pria hampir tiga kali lebih mungkin menunjukkan gejala sexsomnia ketimbang wanita.
Sexsomnia biasanya didiagnosis secara klinis. "Mungkin pasangan datang dan mengatakan beberapa kali dalam sebulan, satu pasangan meraba-raba secara seksual pasangan lainnya saat tidur dan tampaknya tidak mengingat dengan jelas. Atau seseorang berkata 'saya melihat sesuatu di tempat tidur dan menyadari pasangan saya melakukan masturbasi saat tidur dan sepertinya tidak menyadari apa yang sedang terjadi', ungkap dr Chris, dikutip dari Men's Health, Sabtu (11/3/2023).
Seks tidur biasanya dialami oleh mereka yang sudah mengalami gangguan tidur, seperti sleep apnea dan narkolepsi. Gangguan tidur seperti perjalanan dan stres juga dapat memicu episode sexsomnia. Selain itu, alkohol dan obat tidur juga dapat memicu hal ini terjadi.
Jika mengalami sexsomnia, ada baiknya pergi mencari bantuan dokter. Spesialis tidur dapat mendiagnosis dan mengobati gangguan tidur lain yang mendasarinya, seperti sleep apnea, yang kemudian dapat mengurangi atau menghilangkan gejala sexsomnia.
Simak Video "Populasi Menurun dalam 60 Tahun, Generasi Muda China Enggan Berkeluarga"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)