Mengalami pendarahan pasca berhubungan seks dapat mengkhawatirkan bagi banyak wanita. Namun, perlu dipahami bahwa hal ini tidak selalu merupakan kondisi darurat. Dalam beberapa kasus, flek atau pendarahan setelah berhubungan seks dapat terjadi karena alasan yang relatif tidak berbahaya.
Meskipun demikian, jika hal ini sering terjadi, segera dapatkan pertolongan medis untuk mengatasinya. Dikutip dari Health Shots, berikut adalah beberapa penyebab umum pendarahan setelah berhubungan seks yang penting untuk dipahami.
1. Vagina Kering
Ginekolog dan dokter kandungan Dr Ritu Sethi menjelaskan, salah satu penyebab umum pendarahan sesudah berhubungan intim adalah kekeringan vagina. Vagina kering mengacu pada kondisi di mana vagina tidak memiliki pelumas yang cukup, yang menyebabkan gesekan dan iritasi selama hubungan seksual. Hal ini dapat menyebabkan lapisan vagina menjadi sensitif, sehingga berpotensi menyebabkan perdarahan setelah berhubungan seks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekeringan vagina sering dikaitkan dengan perubahan hormon, terutama selama menopause, ketika kadar estrogen menurun. Faktor-faktor lain seperti menyusui, obat-obatan tertentu, stres, atau kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan masalah ini.
Menggunakan pelumas berbahan dasar air saat berhubungan intim dapat meringankan rasa tidak nyaman dan mengurangi kemungkinan terjadinya perdarahan akibat kekeringan pada vagina.
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) juga dapat menjadi penyebab perdarahan setelah berhubungan seks. Infeksi tertentu seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes, dapat menyebabkan radang serviks, yang dikenal sebagai servisitis. Selama aktivitas seksual, leher rahim dapat mengalami iritasi, yang menyebabkan perdarahan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan seks yang aman dan rutin melakukan pemeriksaan IMS, terutama jika melakukan aktivitas seksual dengan pasangan baru atau berganti-ganti pasangan. Deteksi dini dan pengobatan IMS dapat mencegah komplikasi seperti servisitis dan mengurangi kemungkinan perdarahan pasca seks.
3. Vaginosis Bakterialis atau Infeksi Jamur
Infeksi vagina seperti vaginosis bakterialis dan infeksi jamur dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada jaringan vagina. Iritasi ini dapat menyebabkan pendarahan setelah berhubungan intim.
Vaginosis bakterialis ditandai dengan pertumbuhan bakteri berbahaya yang berlebihan di dalam vagina, sedangkan infeksi jamur disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Gejala umum dari infeksi ini meliputi keputihan yang tidak normal, gatal, rasa terbakar, dan bau amis. Mencari perawatan medis untuk infeksi ini dapat membantu meringankan gejala dan mencegah pendarahan saat berhubungan seks.
4. Kanker Serviks
Meskipun jarang terjadi, kanker serviks dapat menjadi penyebab perdarahan yang lebih serius pasca berhubungan seks. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada leher rahim, dan perdarahan selama atau setelah hubungan seksual adalah salah satu gejala utamanya.
Deteksi dini kanker serviks sangat penting untuk keberhasilan pengobatan dan prognosis yang positif. Pemeriksaan rutin, seperti Pap smear, direkomendasikan, terutama untuk wanita berusia 30 tahun ke atas. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi perubahan serviks yang tidak normal secara dini, sehingga memungkinkan intervensi tepat waktu dan mengurangi risiko perdarahan akibat kanker serviks.











































