Seks merupakan kebutuhan penting bagi kaum adam. Pasalnya, aktivitas ini memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan emosional dan fisik seseorang. Sebagai contoh, seks dapat meningkatkan mood, meredakan gejala kecemasan, hingga meningkatkan kesehatan jantung.
Namun, jika berhubungan seks memiliki berbagai manfaat, apakah tidak melakukannya dapat berdampak buruk bagi pria? Lalu, apa sih yang akan terjadi pada tubuh jika tidak berhubungan seks dalam waktu yang lama?
Dikutip dari Men's Health dan WebMD, berikut adalah 9 efek samping dari lama tidak berhubungan intim bagi pria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Rentan terhadap stres
Bercinta dapat membuat segala sesuatu di dunia terasa lebih baik. Ternyata, ada alasan ilmiah untuk itu.
Ternyata, terdapat alasan ilmiah untuk itu. Ahli saraf Dr Debra W Soh dalam suatu interview dengan Men's Health menjelaskan bahwa during orgasme, tubuh melepaskan hormon endorfin yang dapat membantu meningkatkan mood.
"Jadi, jika Anda cenderung menggunakan seks sebagai cara untuk mengatasi stres, masa-masa kering (tidak berhubungan seks) dapat membuat Anda frustasi," jelasnya.
2. Kualitas tidur memburuk
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa tidur berhubungan langsung dengan stres. Ketika stres, seseorang cenderung tidak mendapatkan tidur yang berkualitas. Hal ini menciptakan siklus buruk di mana ketika seseorang tidak tidur, sirinya akan semakin stres.
Seks membantu dalam menghilangkan stres dengan melepaskan banyak hormon dan neurotransmiter. Oleh sebab itu, jika tidak berhubungan seks, seseorang rentan akan stres, dan cenderung tidur dengan tidak nyenyak.
3. Tekanan darah dapat meningkat
Tanpa seks, seseorang mungkin mengalami peningkatan tekanan darah. Faktanya, sebuah studi tahun 2006 dalam jurnal medis Biological Psychology menemukan bahwa orang yang melakukan hubungan seks secara teratur memiliki tingkat tekanan darah yang lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Hal ini juga terkait dengan hubungan antara seks dan stres. Para peneliti mengontrol berbagai variabel dalam penelitian ini dan menyimpulkan bahwa berhubungan seks lebih sering sebenarnya meningkatkan respons fisiologis tubuh terhadap stres. Hal ini, pada gilirannya, menjaga tekanan darah seseorang pada tingkat dasar yang lebih rendah.
4. Risiko mengalami penyakit jantung meningkat
Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menemukan bahwa pria yang berhubungan seks setidaknya dua kali seminggu hampir mengurangi separuh risiko penyakit jantung.
Namun, para peneliti mencatat bahwa temuan mereka mungkin hanya bersifat korelasional, bukan kausal.
"Pria yang sering berhubungan seks mungkin lebih mungkin berada dalam hubungan intim yang saling mendukung," kata mereka. "Hal ini dapat meningkatkan kesehatan melalui pengurangan stres dan dukungan sosial."
5. Sistem kekebalan tubuh melemah
Orgasme sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh, seperti yang ditemukan oleh psikolog Carl Charnetski dan Francis Brennan Jr. Mereka melakukan sebuah penelitian di mana mereka meminta pasien yang berhubungan seks sekali atau dua kali seminggu untuk memberikan sampel air liur.
Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung konsentrasi antibodi imunoglobulin A yang sangat tinggi. Adapun antibodi ini baik dalam hal mencegah penyakit.
6. Kesehatan prostat menurun
Prostat seseorang mungkin akan menjadi kurang sehat. Alasan untuk hal ini belum terlalu jelas. Namun, setidaknya dalam satu penelitian, pria yang ejakulasi kurang dari tujuh kali sebulan lebih mungkin terkena kanker prostat dibandingkan mereka yang melakukannya setidaknya 21 kali sebulan.
NEXT: Disfungsi ereksi hingga penurunan fungsi kognitif
7. Risiko disfungsi ereksi meningkat
Beberapa penelitian mengatakan bahwa pria yang berhubungan seks kurang dari sekali seminggu dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi (DE) dibandingkan mereka yang berhubungan seks setiap minggu.
8. Performa kerja menurun
Performa kerja seseorang di kantor mungkin akan menurun. Faktanya, sebuah penelitian dari Oregon State University menemukan bahwa pasangan dengan kehidupan seks yang aktif jauh lebih bahagia di tempat kerja.
"Mempertahankan hubungan yang sehat yang mencakup kehidupan seks yang sehat akan membantu karyawan tetap bahagia dan terlibat dalam pekerjaan mereka, yang bermanfaat bagi karyawan dan organisasi tempat mereka bekerja," kata Keith Leavitt, seorang profesor di perguruan tinggi tersebut.
9. Fungsi kognitif yang mungkin menurun
Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan oleh para peneliti di Maryland menemukan bahwa aktivitas seksual pada tikus meningkatkan fungsi kognitif dan fungsi hipokampus, yakni bagian dari otak yang sebagian besar bertanggung jawab untuk memori.
Pada tahun yang sama, sebuah penelitian dari Universitas Konkuk di Seoul menyimpulkan bahwa aktivitas seksual sebenarnya dapat membantu memerangi efek negatif yang mengurangi daya ingat yang disebabkan oleh stres kronis.
"Interaksi seksual dapat membantu untuk memperkuat neurogenesis hipokampus orang dewasa dan fungsi memori pengenalan terhadap efek stres kronis yang menekan," tulis mereka.











































