Pengidap sindrom penis kecil tidak sesungguhnya memiliki Mr P yang kecil, tetapi mengalami kecemasan terus-menerus tentang ukuran Mr P mereka. Orang dengan kondisi ini khawatir bahwa ukuran genitalnya terlalu kecil atau menganggap orang lain akan mencemooh mereka karena ukurannya.
Dikutip dari Medical News Today, beberapa dokter menyebut sindrom penis kecil sebagai gangguan dismorfik penis atau penile dysmorphic disorder (PDD). Adapun kondisi ini termasuk sebagai variasi dari gangguan dismorfik tubuh atau body dysmorphic disorder (BDD).
Apa itu Sindrom Penis Kecil?
Orang dengan sindrom penis kecil atau PDD tidak benar-benar memiliki Mr P yang kecil. Namum, mereka sangat cemas dengan ukuran Mr P mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memiliki Mr P yang kecil sendiri bukanlah diagnosis medis. Terlebih, sangat jarang seseorang mengidap mikropenis hingga mengganggu fungsi seksual mereka.
PDD adalah salah saju jenis BDD, yakni gangguan yang mendistorsi persepsi seseorang terhadap tubuhnya. BDD dapat memicu kecemasan yang luar biasa pada seseorang mengenai penampilannya.
Orang dengan PDD merasa malu dan cemas dengan ukuran Mr P-nya. Mereka mungkin secara keliru percaya bahwa mereka memiliki mikropenis, bahkan ketika ukuran Mr P mereka normal.
Gejala Sindrom Penis Kecil
Perlu diketahui bahwa merasa khawatir sesekali akan ukuran Mr P merupakan hal yang umum pada pria, terutama jika mereka merasa tertekan akibat melihat alat kelamin pria yang lebih besar dalam pornografi.
Namun, orang dengan sindrom ini secara obsesif mengkhawatirkan ukuran Mr P mereka.
Beberapa gejalanya termasuk:
- Terus-menerus membandingkan ukuran Mr P mereka dengan orang lain, termasuk yang diperlihatkan media
- Meyakini bahwa Mr P-nya sangat kecil meskipun sebenarnya tidak
- Memiliki persepsi yang menyimpang tentang ukuran Mr P
- Memiliki penilaian yang sangat tinggi pada ukuran Mr P
- Merasa malu minder dengan ukuran Mr P
- Mengalami kesulitan berhubungan seks karena kecemasan tersebut
- Berkurangnya fungsi seksual, termasuk dalam mengalami ereksi atau orgasme.
Beberapa orang dengan sindrom penis kecil memiliki gejala gangguan dismorfik tubuh (BDD), seperti:
- Terobsesi dengan penampilan
- Perilaku berulang atau kompulsif yang berkaitan dengan penampilan, seperti dandan atau membeli pakaian
- Tidak nyaman dengan penampilan
- Depresi atau kecemasan tentang penampilan
Meskipun tampak serupa, sindrom penis kecil bukanlah diagnosis medis, sedangkan dokter dapat mendiagnosis seseorang menderita BDD.
Cara Mengatasi Sindrom Penis Kecil
Jika merasa cemas atau khawatir dalam level yang ringan hingga sedang, mencari informasi tentang ukuran rata-rata Mr P atau bertanya kepada dokter tentang apa yang dianggap sebagai mikropenis dapat membantu.
Jika seseorang khawatir tentang performa seksualnya, mereka mungkin akan merasa lebih nyaman dengan dukungan dan kepastian dari pasangan mereka. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita heteroseksual merasa puas dengan ukuran penis pasangannya.
Perawatan medis dapat membantu pria dengan BDD atau kecemasan tentang ukuran Mr P. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Cognitive behavioral therapy (CBT)
- Memahami dan mengatasi pemicu/trigger
- Terapi seks atau konseling pasangan
(kna/kna)











































