Bercinta menjadi momen yang penting untuk pasangan suami istri dalam menjalin hubungan. Tidak hanya baik untuk kesehatan, bercinta nyatanya juga penting untuk meningkatkan keharmonisan pasangan.
Namun, selama bulan puasa tak jarang pasangan kesulitan menemukan momen yang tepat untuk bercinta. Hal ini dipengaruhi perubahan jadwal dan pola hidup selama bulan puasa dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Seksolog Zoya Amirin, MPsi, FIAS menuturkan bahwa pada minggu awal-awal bulan Ramadan, perubahan libido cenderung mengalami penurunan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pada saat minggu-minggu pertama dengan banyaknya perubahan sih kemungkinan drop-nya relatif tinggi ya. Kalau nanti sudah mulai menyesuaikan, mulai masuk minggu-minggu depan, menurut saya sudah lebih oke sih," kata Zoya ketika berbincang dengan detikcom.
Untuk mengatasi hal tersebut, Zoya menuturkan perencanaan hubungan intim perlu dilakukan. Bukan sebagai beban, menurutnya hal ini krusial agar pasangan bisa mencurahkan seluruh energi dan perhatian untuk mempersiapkan seks yang berkualitas.
Cara ini diharapkan dapat membuat rasa senang ketika berhubungan intim dapat dirasakan oleh dua belah pihak, tidak hanya pada satu pihak saja.
"Nah, kenapa harus direncanakan? Supaya dua-duanya secara aktif, itu terkoneksi secara seksual. 'Saya mau nyiapin ini ah, saya mau pakai lilin wangi untuk bikin suasana romantis, saya mau pakai pakaian tertentu,' dan sebagainya," jelasnya.
Walaupun selama bulan puasa waktu untuk bercinta menjadi terbatas, Zoya sangat menyarankan pasangan suami istri untuk tetap berusaha menyempatkan waktu melakukan hubungan intim.
Penyesuaian pola hidup selama bulan puasa menurutnya dapat memberi tekanan psikologis tersendiri, sehingga bercinta dapat menjadi 'obat' stres yang baik untuk pasangan.
"Disarankan menyempatkan waktu sebisa mungkin, kalau bisa dalam sebulan ini empat kali ya bagus. Kalau misalnya dua kali saja, minimal itu sudah oke kok," ucapnya.
"Yang penting lakukanlah dengan mencari kualitas, bukan hanya, 'kita harus berapa kali'. Cari gimana caranya berdua bisa mengatasi stres sama-sama, bisa menikmati hubungan seksual ini, akhirnya kan dua-duanya happy," tandas Zoya.
(avk/up)











































