Desahan saat bercinta sering dianggap sebagai ekspresi gairah, tetapi di balik suara-suara tersebut merupakan tanda wanita mulai menikmati dan mulai 'tenggelam' dalam interaksi intim.
Sebuah studi tahun 2012 yang terbit di Journal of Social and Personal Relationships, desahan seperti terengah-engah atau gerutu merupakan isyarat non-verbal yang menunjukkan bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya.
"Wanita mengerang saat berhubungan seks untuk menunjukkan kepada pasangannya bahwa mereka menikmati apa yang mereka lakukan," kata Nicole Buratti, seorang pakar seks, dikutip dari Women's Health, Jumat (19/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, seks yang terbaik adalah yang 'membebaskan', yakni segala sesuatu yang terjadi di luar kamar dapat sejenak terlupakan dengan sesi bercinta, sehingga seseorang benar-benar 'tenggelam' dalam sebuah kenikmatan.
"Ketika seorang wanita mengerang saat berhubungan seks, tenggorokannya terbuka, napasnya melambat, dan otot dasar panggulnya rileks. Hal ini dapat menyebabkan orgasme yang luar biasa," kata Buratti.
Namun, bukan berarti hubungan seksual yang tidak memiliki desahan berarti berjalan kurang baik. Menurut penulis buku 'Becoming Cliterate', Laurie Mintz, PhD ada tipe wanita yang tidak bersuara saat berhubungan seksual dan itu tidak masalah.
"Suara bising membantu sebagian orang terangsang dan merasakan kenikmatan, dan bagi sebagian lainnya, suara bising menghalangi," kata Mintz.
Menurut Mintz, jika wanita masih merasa ragu untuk memulai sesi bercinta dengan desahan, hal ini bisa dikomunikasikan dengan pasangan. Pasalnya, hal ini bisa menjadi sesuatu yang baru dan menyenangkan.
"Anda dapat berkata, 'mari kita bicarakan suara-suara yang kita buat saat berhubungan seks' atau 'saya rasa, saya ingin mencoba membuat lebih banyak suara karena saya dengar suara-suara itu bisa membangkitkan gairah'," tutupnya.
(dpy/suc)











































