Akibat kondisi itulah, Helen Stephens (50) harus terbaring di tempat tidur dan ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengruus segala keperluannya. Dokter yang menangani Helen sempat dibuat bingung dengan konsidinya. Sakit yang ia rasakan seperti ada bara panas di bagian bawah kulitnya.
Selama beberapa bulan terakhir, kondisi Helen memburuk bahkan ia sempat khawatir penyakit yang ia derita bisa merenggut nyawanya. Ibu tiga anak ini juga sudah merasakan sakit di dadanya hingga ia cemas tidak bisa bernapas atau terkena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi, baru-baru ini dilakukan tes yang lebih rinci lagi dan ada indikasi ditemukannya antibodi yang bisa 'bertanggungjawab' atas kondisi Helen saat ini. Dalam upaya pengobatannya, Helen juga sempat mengunjungi konsultan di Queen Elizabeth Hospital, Birmingham dan seorang ahli di John Radcliffe Hospital di Oxford untuk menjalani berbagai tes selama depalan hari berturut-turut.
Tahun lalu, helen sempat mengalami kejang hingga ototnya mengembang dan bengkak. Kondisi ini menyebabkan ukuran tubuhnya bertambah sekitar 31 kilogram dan lehernya membengkak hingga empat inci.
Kondisi yang belum diketahui penyebabnya ini bisa terjadi selama beberapa menit atau bahkan lebih dari satu jam. "Ketika kondisiku kambuh, tubuhku membengkak dan aku terlihat sangat besar. Aku menyebut diriku seperti Hulk atau Rambo," kata Helen seperti dilansir Daily Mail, Rabu (10/7/2013).
Helen sempat berspekulasi bahwa kondisinya saat ini berhubungan dengan kecelakaan mobil yang ia alami empat belas tahun silam. Dalam waktu singkat, kondisi ototnya yang sering kejang tiba-tiba membuatnya tidak bisa melakukan berbagai aktivitas.
"Aku hanya berada di ruangan yang gelap dan rasanya seperti ada di peti mati. Apapun bisa memicuku menjadi kaku, dingin, dan merasa stres," ujar Helen.
Pada tahun 2004, dokter mendiagnosis Helen terkena Stiff Person Syndrom. Konsultan kesehatan Helen mengatakan umumnya orang hanya butuh 10 mg diazepam sebagai obat penenang. Tapi, Helen membutuhkan diazepam sebanyak 30 mg dengan dosis empat kali minum. "Itu cukup untuk menenangkan 12 orang," ujarnya.
Helen juga menuturkan saat ototnya terasa seperti robek, maka bobot tubuhnya juga otomatis bertambah. "Jika aku tidak cepat-cepat disuntik diazepam, maka jarum suntik tidak akan bisa menembus kulitku karena ototoku sudah menegang semua," tutur wanita asal West Midlands, Inggris, ini.
Meskipun dokter telah mengatakan bahwa Helen menderita Stiff Person Syndrome, mereka belum bisa mengonfirmasi apa penyebab sampai Helen bisa mengalami kondisi seperti itu. Kini, dokter tengah memeriksa penyebab lain dari kondisi Helen dan tengah mengupayakan metode pengobatan lainnya yang bisa membantu Helen kembali seperti kondisi semula.
(vit/vit)











































