Hal inilah yang dirasakan Sharron Brunton ketika diberitahu anak keduanya, Chad (12) mengidap tumor otak, lima tahun setelah sang kakak, Tilly juga divonis penyakit yang sama.
Bahkan karena kondisi ini, The Bruntons diklaim sebagai satu-satunya keluarga di Inggris yang memiliki dua bersaudara dengan tumor otak. Kondisi ini memang terbilang sangat langka, karena peluang kakak beradik untuk sama-sama mengidap tumor otak adalah satu banding 400 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chad yang berusia 12 tahun ini didiagnosis dengan tumor ganas di awal tahun ini setelah mengeluh sakit kepala dan tak enak badan. Sedangkan Tilly yang kini berusia 24 tahun diketahui mengidap tumor jinak ketika usianya masih 18 tahun saat ia masih menjadi mahasiswa di tahun 2008.
Keduanya memperlihatkan gejala yang hampir sama, yaitu tak enak badan dan sakit kepala. Namun karena rasa sakit yang luar biasa akibat keberadaan tumor di otak mereka, keduanya pun bisa berteriak kencang-kencang karena kesakitan.
Kendati begitu, Sharron yang memiliki bisnis cleaning service ini mengatakan jika tumor otak yang dialami Tilly bisa jadi telah menyelamatkan nyawa adiknya, Chad karena keluarga dengan mudah mengenali gejala-gejala yang dialami Chad sehingga bocah ini bisa segera mendapatkan scan dini.
"Ketika Chad mulai mengeluh pusing dan merasa seperti kebanyakan udara di dalam kepalanya, rasanya seperti deja-vu. Banyak orang yang tak percaya jika Chad juga mengidap tumor otak yang sama dengan kakaknya, tapi saya mengenali gejalanya," kisah Sharron.
"Lalu ia menjalani scan MRI dan kami sangat terpukul ketika diberitahu kabar itu. Namun jika saya tak pernah mengalaminya dengan Tilly, mungkin saya takkan mengenali gejalanya dan dua bulan kemudian, mungkin ini sudah terlambat," tambahnya.
Tilly sendiri masih berusia 18 tahun dan baru saja menjalani perkuliahan perdananya di Oxford University ketika ia mulai menderita sakit kepala rutin dan tak enak badan. Tak berapa lama, Tilly kerap mendapati dirinya tertidur hingga 14 jam sehari, punya penglihatan ganda, dan sulit berjalan sendiri.
"Selain sakit kepala, ada nyeri leher juga dan ketika saya ke dokter, obat-obatan yang mereka berikan tak membuat banyak perbedaan. Saya makin jatuh sakit dan kehilangan berat badan," tandas Tilly.
Dokter dari UGD rumah sakit lokal juga sempat menduga gadis ini menderita infeksi telinga tapi setelah menjalani scan MRI, barulah ketahuan jika kondisinya lebih buruk dari itu. Beruntung sejak dioperasi, Tilly bisa pulih dengan cepat.
Yang tak pernah disangka adalah keluarga Brunton lagi-lagi harus dihadapkan pada masalah serupa ketika Chad mulai memperlihatkan gejala serupa dengan kakaknya pada bulan Januari tahun ini. Setelah discan, tim dokter pun menemukan salah satu jenis tumor otak yang disebut malignant medulloblastoma.
Kemudian bocah berusia 12 tahun tersebut menjalani operasi pengangkatan tumor selama 10 jam di Addenbrooke’s Hospital, Cambridge. Rambutnya pun rontok karena serangkaian radioterapi pasca operasi dan rencananya Chad akan menghabiskan 12 bulan ke depan untuk dikemo.
Melihat kondisi kakak beradik Brunton ini, tim dokter mengaku ini adalah kasus yang sangat langka.
"Tumor otak menyerang anak-anak saja sudah jarang. Penyebabnya pun belum diketahui dan mereka muncul begitu saja. Begitu pula dengan tumor otak turunan. Kalaupun terjadi ini biasanya ada kaitannya dengan faktor keturunan lainnya," ujar Dr James Nicholson, konsultan onkologi anak dari Addenbrooke.
"Itulah mengapa sangat jarang ada kasus dua kakak beradik yang sama-sama memiliki tumor otak, dengan jenis yang berbeda juga," pungkasnya.
(vit/vta)











































