Sebelum ketahuan menderita tumor otak, Emma mengalami depresi, kejang dan obesitas. Diagnosa yang berbeda-beda sempat diterimanya, sehingga Emma merasa sangat menderita.
"Suatu hari saya sedang berjalan menyusuri Bold Street, saya melihat dinding toko-toko mulai bergerak, saya melihat pterodactyl (jenis dinosaurus) terbang di atas kepala saya, kemudian ketika mereka membangun Premier Inn Hotel, saya sangat senang karena saya pikir itu adalah Disney," ujar Emma, sepeti dikutip dari Mirror, Kamis (19/12/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emma mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, benar-benar menderita, dan rendah diri. Dia merasa sangat malu dan akhirnya memulai diet. Tapi depresi Emma terjadi di luar kendali. Dia tidak bisa berkonsentrasi di tempat kerja dan mengalami apa yang dia pikir adalah sangat menakutkan. Hal itu terjadi satu atau dua jam setiap hari.
Ia menambahkan bahwa semua halusinasi yang dialaminya terlihat nyata. Tetapi ketika halusinasi itu hilang, dia berpikir lebih baik diam. Kemudian Emma melakukan MRI scan sebelum diminta untuk berkonsultasi dengan ahli epilepsi. Ternyata kemudian diketahui adanya tumor langka yang disebut kista epidermoid yang sementara jinak. Tumor tersebutlah yang menyebabkan kesehatan mental Emma terganggu.
"Saya mengalami halusinasi dan kejang. Saya takut bahwa saya harus menjalani operasi otak untuk mengurangi tekanan pertumbuhan tumor lebih lanjut. Tetapi saya lega bahwa ada kemungkinan pederitaan saya akan sembuh apabila saya menjalani operasi tumor," sambungnya.
Akhirnya Emma berhasil menjalani operasi pengangkatan tumor di otak yang membuat mentalnya terganggu itu. Setelah ia pulih, ia menjalani program penurunan berat badan untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dan membuat badannya lebih sehat.
"Saya sekarang sudah benar-benar aktif. Bisa berjalan dengan baik, setidaknya satu jam sehari. Saya juga jadi orang yang sama sekali berbeda secara fisik dan emosional. Saya memiliki hubungan yang luar biasa dengan anak-anak saya, Eavan (14) dan Jared (12) dan kita bisa melakukan begitu banyak kegiatan bersama. Ini hal sang sangat menyenangkan," jelas Emma.
Sekarang ia merasa sangat bahagia karena tidak lagi berhalusinasi ketika berjalan di luar rumah. Namun, masih ada tantangan lain yang dihadapi Emma yaitu kehilangan memori dan konsentrasi akibat operasi yang dia jalani. "Tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan yang saya hadapi sebelumnya," pungkasnya.
(vit/up)











































