Kulit kepala yang aneh itu pertama kali diketahui usai Robinson mencukur rambutnya ketika ia masih duduk di bangku SMA. Kelainan yang dialami pria asal Summit, New Jersey, itu disebut cutis verticis gyrata atau CVG. CVG adalah gangguan langka yang menyebabkan kulit kepala menebal berlipat-lipat hingga menyerupai permukaan otak.
Robinson memang telah lama mengetahui nama gangguan yang ia derita. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa karena hingga kini belum ditemukan penyembuh untuk CVG. Ia pun memilih gaya rambut yang mencolok untuk menutupi kulit kepalanya.
Sayang, keadaan itu tak hanya menimbulkan tekanan psikologis saja. Robinson juga mengalami nyeri kepala terus-menerus akibat lipatan-lipatan pada kulit kepalanya.
"Kulit di atas kepala saya terlalu banyak dan terlalu tebal. Itu menyebabkan tekanan konstan selama 24 jam," tutur Robinson.
Kulit kepala Robinson empat kali lebih tebal dari kulit kepala normal. Kulit itu mengembang kira-kira setebal 2,5 centimeter dari tengkorak dan membuat kulit kepalanya terlihat seperti otak. Beruntung Robinson tidak harus hidup selamanya dengan kulit kepala yang menyerupai otak.
Dalam operasi yang berlangsung selama dua jam, Dr Ramtin Kassir, dokter bedah plastik di New York, berhasil memperbaiki bentuk kulit kepala Robinson. Dokter tersebut mengaku, ini adalah pertama kalinya ia menangani kasus CVG. Sebelumnya, ia hanya menjumpai kasus CVG dalam buku-buku saja.
Empat minggu setelah operasi kedua dilakukan, Robinson telah memiliki kulit kepala baru yang lebih halus. Malahan, ia juga terbebas dari nyeri kepala yang biasa dideritanya.
"Ini sempurna. Tidak perlu lagi gaya gimbal, tidak perlu lagi rambut kribo, tidak perlu lagi rambut berpuncak datar," pungkas Robinson seperti dikutip dari ABC News, Selasa (11/3/2014).
(vit/vit)











































