Kondisi yang dialami bocah berusia 9 tahun itu biasa disebut dengan microtia. Penderitanya bisa terlahir dengan satu telinga atau tidak ada sama sekali.
Beruntung Kieran mendapat kesempatan untuk dibuatkan telinga dari tulang rusuknya. Prosedur ini diselenggarakan di Great Ormond Street Hospital, London.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saja Kieran terlahir dengan satu telinga, kita tinggal mencocokkan bentuknya. Untungnya kuping ibu Kieran sangat bagus (untuk ditiru) sehingga kami dapat melanjutkan prosedur ini," kata sang dokter, Neil Bulstrode.
Di dalam ruang operasi, tim bedah bergegas mengangkat tulang rawan dari enam tulang rusuk milik Kieran. Setelah itu tulang-tulang rawan dipotong, dibentuk dan dijahit sedemikian rupa sehingga berbentuk telinga.
Kerangka ini kemudian dimasukkan ke dalam kantung yang ada di kulit, lantas dengan memanfaatkan alat penghisap, tim bedah menempelkan telinga buatan tersebut ke kedua sisi kepala Kieran.
"Operasi ini sifatnya bukan kosmetik, tidak juga meningkatkan kemampuan dengar si pasien. Tapi efek psikologisnya sangat besar. Bila Anda bisa mengubah kepercayaan diri pasien yang masih muda seperti Kieran, Anda berarti bisa mengubah hidupnya," imbuh Bulstrode seperti dikutip dari BBC, Selasa (12/8/2014).
Namun begitu, Kieran tetap bisa mendengar karena sebelum menjalani prosedur ini, ia sudah dipasangi alat bantu dengar lewat operasi.
Great Ormond Street Hospital sendiri melakukan tindakan operasi serupa sebanyak 40 kali tiap tahunnya. Meskipun sebagian besar kasusnya hanyalah kehilangan salah satu telinga. Tapi mereka bisa membuat dua telinga untuk Kieran dan hasilnya luar biasa.
"Saya juga ingin bisa memakai kacamata dan earphones. Saya ingin terlihat seperti teman-teman saya," kata Kieran bangga.
Tiga hari kemudian, Kieran sudah bisa melihat telinga barunya. Benar saja, kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya pun sungguh tiada duanya.
(iva/ajg)











































