Dikatakan Chris, secara tak sadar dirinya akan mencari segala macam makanan terutama makanan manis, tinggi karbohidrat, dan berbentuk kecil dan dilahapnya dalam keadaan mata terpejam. Setelah konsultasi ke dokter, Chris pun didiagnosis Nocturnal Sleep Related Eating Disorder (NSRED).
NSRED termasuk dalam kategori parasomnia yakni gangguan tidur yang terjadi ketika otak orang merespons atau terstimulasi saat fase rapid eye movement (REM). Kondisi makan sambil tidur mulai tercium saat Chris tinggal bersama bibinya di New York City. Kala itu, makanan di dapur si bibi kerap habis tanpa diketahui siapa yang memakannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun ingat ketika kuliah, teman sekamarnya suka mengeluh usai bangun tidur pasti tempat tidur Chris berantakan remah-remah makanan. Akibat gangguan tidur itu, bobot Chris pernah naik drastis dari 91 kg menjadi 127 kg.
"Usia saya baru 24 tahun dan ternyata NSRED ini memang turunan. Meski begitu, saya berusaha berobat. Atas anjuran keluarga, saya menemui dr Disha Patel, anggota Academy of Sleep Medicine yang kemudian mengirim saya ke Center for Sleep Medicine di New Jersey’s Englewood Hospital bulan lalu," tutur Chris.
Menurut keterangan dr Patel, NSRED hanya dialami 1-5 persen orang dewasa. Chris pun menjadi pasien NSRED pertama bagi si dokter. Saat berada di Center for Sleep Medicine, Chris menjalani observasi tidur selama 8 jam. Hasilnya, selama tidur otak Chris mendapat 122 rangsangan berbeda.
Meski dalam keadaan pulas, dalam video observasi itu terlihat tangan Chris berusaha meraih makanan yang kemudian dimasukkan ke mulutnya. Administrator di laboratorium, Katherine Morgado mengatakan gangguan makan saat tidur bisa terjadi ketika seseorang diet.
Beberapa bulan lalu, Chris memang berdiet. Dikatakan Morgado, ketika sengaja menolak mengonsumsi makanan, saat tidur alam bawah sadar merongrong tubuh untuk bisa mengonsumsi makanan. Sejak saat itu, Chris mencoba mengganti makanan dengan kandungan protein tinggi dan kaya serat untuk meminimalisir efek pertambahan berat badan.
"Saat ini saya berusaha untuk tidur lebih awal, rutin menjalani pengobatan, dan mengikuti kelas terapi untuk mengurangi rasa cemas dan gelisah. Saya juga berusaha mengisi perut sebelum tidur dengan makanan yang sehat dan bergizi serta mengenyangkan agar bobot saya bisa kembali ideal, 99 kg," tutur Chris.
(rdn/vta)











































