Sudah Masuk Trimester Ketiga, Wanita Ini Malah Alergi Hamil

ADVERTISEMENT

True Story

Sudah Masuk Trimester Ketiga, Wanita Ini Malah Alergi Hamil

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 19 Jan 2016 07:33 WIB
Foto: thinkstock
Jakarta - Alergi pada kehamilannya sendiri bisa saja terjadi pada wanita manapun. Namun karena tergolong langka, tidak banyak yang tahu jika hal ini bisa terjadi.

Seperti halnya yang dialami Fiona Kerrigan, seorang ibu muda asal Port Glasgow, Inverclyde, Skotlandia ini. Di saat kehamilannya memasuki trimester ketiga, tiba-tiba saja perutnya dipenuhi oleh ruam berwarna merah terang.

Karena ini kehamilannnya yang pertama kali, wanita berumur 25 tahun itu sontak dibuat kebingungan. "Awalnya muncul stretch marks di perut saya. Warnanya kemerahan dan gatal, lalu perlahan berubah jadi benjolan-benjolan kecil," kisah Fiona.

Tak hanya itu, benjolan itu juga menyebar dengan cepat ke sekujur tubuh Fiona, bahkan hingga ke lengan, kaki dan pergelangan tangannya.

Baca juga: Saat Anak Tanya 'Kok Aku Bisa Lahir ke Dunia?', Begini Baiknya Jawaban Ortu

Karena tak tahan, Fiona pun memutuskan menemui bidan untuk berkonsultasi. Sang bidan bukannya memberi pencerahan, ia malah mengaku baru sekali melihat reaksi seperti itu.

Tetapi setelah sempat diminta menunggu beberapa waktu, ternyata ruam di tubuh Fiona justru memburuk. Ia pun mendatangi dokter dan diberi resep krim khusus untuk meredakan gatal-gatal di tubuhnya. Sayangnya obat itu pun tak ada gunanya.

Baca juga: Hamil Tapi Alergi dengan Janin Sendiri

Fiona kemudian berkonsultasi dengan dokter lain, yang akhirnya mendiagnosisnya dengan Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP), reaksi alergi yang diduga dipicu oleh melarnya kulit perut akibat proses kehamilan.

"Dokter mengatakan, kulit saya melar melebihi batas. Saking melarnya beberapa sel dari tubuh janin saya mulai bercampur dengan sendirinya, dan ini menimbulkan reaksi semacam alergi. Jadi saya semacam alergi pada kehamilan saya sendiri," urainya.

Menariknya, meski langka, kondisi ini harusnya terjadi di bulan-bulan pertama kehamilan. Namun pada kasus Fiona, justru baru muncul di trimester terakhir, tepatnya saat usia kehamilannya memasuki enam bulan.

Untungnya dokter memastikan kondisi ini tidaklah berbahaya. "Tapi rasanya begitu menyiksa, dan dokter mengatakan tak ada yang bisa dilakukan untuk meredakannya," kenang Fiona seperti dikutip dari Mirror, Selasa (19/1/2016).

Setelah mendapat salep dan lotion khusus, gatal di perut Fiona pun menghilang begitu saja, berikut ruamnya. Ia pun melahirkan putra pertamanya, Leon dengan selamat pada bulan Januari lalu.

Menurut pakar, PEP rata-rata terjadi pada 1 dari 200 kehamilan, dan bisa sembuh dengan sendirinya, meski kasus tiap orang berbeda-beda. (lll/vit)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT