Martin didiagnosis kanker penis langka yakni sqaumous cell carcinoma yang sudah menyebar ke uretra hingga ia harus menjalani operasi pengangkatan penis atau penektomi. Prosedur operasi ditambah terapi lain membuat Martin sudah sembuh dari kanker.
Namun, masalah tidak berhenti sampai di situ. Saat ini, dalam keseharian Martin kerap mengeluhkan bagaimana rasanya hidup tanpa alat kelamin. Bisa dibayangkan, kehilangan alat kelamin akan memengaruhi kehidupan seksual Martin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Amputasi Penis Gara-gara Salah Diagnosis
Kehilangan penis juga membuat Martin jadi orang yang tertutup dan tidak mau bersosialisasi. Sehari-hari, Martin hanya mengurung diri di rumah dan enggan dekat dengan orang lain. Ia juga sering meratapi nasibnya sampai menangis tersedu-sedu.
Untuk urusan percintaan, tidak lagi memiliki alat kelamin pun membuat Martin kesulitan mendapat pasangan. Ketika ia memberi tahu orang lain soal kondisinya, menurut Martin bisa jadi sembilan dari sepuluh orang memandang aneh pada dirinya.
"Bagian tersulit bagi saya adalah bagaimanapun saya ingin memiliki anak biologis, saya ingin memberi cucu untuk ayah saya karena kebetulan ibu saya sudah meninggal. Tapi dengan kondisi seperti saat ini, hal itu pasti amat sulit dicapai," lanjut Martin.
Selain masalah percintaan dan kepercayaan diri, Martin juga mengalami masalah kesehatan lain seperti infeksi saluran kemih dan ia tidak lagi bisa buang air kecil dengan berdiri. Terlalu banyak bagian penis yang diambil saat operasi mengharuskan Martin memakai toilet duduk. Dokter memperkirakan, Martin adalah orang termuda yang terkena kanker penis langka tersebut.
Baca juga: Pria Ini Meninggal Setelah Suntik Silikon di Penis
(rdn/up)











































