Semua hal tersebut bisa dilakukan oleh Karnazes berkat kondisi bawaan tubuhnya yang mampu dengan cepat memetabolisme asam laktat dari otot. Normalnya ketika kita beraktivitas glukosa akan diubah menjadi energi menyisakan asam laktat. Nah semakin lama seseorang beraktivitas maka semakin banyak pula asam laktat menumpuk di otot menimbulkan rasa nyeri dan keram.
Rasa nyeri tersebut sebetulnya tanda oleh tubuh untuk berhenti istirahat. Namun pada Karnazes karena asam laktatnya cepat dibuang dari sistem maka ia tak pernah merasakan nyeri atau keram ketika mengikuti kompetisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada tingkat intensitas tertentu, saya memang merasa bisa terus berlari sejauh mungkin tanpa rasa lelah," kata Karnazes seperti dikutip dari The Guardian.
"Kalau mau jujur apa yang terjadi saat saya berlari tanpa henti adalah saya mengantuk. Saya pernah berlari tiga malam tanpa tidur dan pada malam ketiga rasanya saya menjadi psikotik. Saya mengalami apa yang disebut 'tidur berlari' di mana saya tidur sambil tetap bergerak," lanjur Karnazes.
Kondisi unik yang dimiliki oleh Karnazes ini mulai terungkap pada tahun 2006. Saat itu dirinya sedang menjalani pemeriksaan fisik dan dokter di Coloradi ingin tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai asam laktat Karnazes mencapai batas toleransi.
Tes dilakukan maksimal hanya sampai 15 menit, tapi Karnazes bisa terus melakukannya hingga lebih dari satu jam membuat dokter pun menyerah.
"Untuk bisa berlari sejauh dan selama itu adalah sebuah pencapaian manusia super," ujar ahli fisiologi Nicole Marie Pinto dari University of California mengomentari Karnazes.
Baca juga: Nyeri Berhari-hari Sehabis Olahraga, Sehat atau Tidak?
(fds/vit)











































