Awalnya Lisa mengaku mengalami gangguan pendengaran pada telinganya. Kemudian ia ke rumah sakit untuk memeriksakan diri ke dokter. Saat itulah, ia mulai menyadari ada yang tidak beres.
"Saya kok pendengarannya beda dengan yang lain. Tes pendengaran di RSCM (RS Cipto Mangunkusumo), seorang perawat mengatakan pada saya, kayaknya TCS (Treacher Collins Syndrome)," kata Lisa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu perempuan yang disapa Ica atau Caca ini tidak mengetahui sama sekali, ditambah istilah itu terdengar asing bagi dirinya. Demikian juga orang tuanya. Menurutnya juga, dahulu, kedokteran belum seperti sekarang ini dan akses internet masih terbatas.
"Saya ke warnet terus googling, saya pikir cuma saya sendiri yang seperti ini," tutur perempuan berhijab ini.
Baca juga: Gadis Ini Tampil di Ajang Kecantikan untuk Kenalkan Penyakit Langka
Pada akhirnya, di tahun 2016 ia bertemu sekaligus bergabung bersama Indonesia Rare Disorders (IRD), sebuah komunitas pendukung bagi penyandang dan keluarga dengan kelainan langka di Indonesia.
"Saya ketemu komunitas, ketemu dengan Mbak Yola, oh ternyata saya nggak sendirian," imbuhnya.
Dalam kesehariannya, Lisa merasa tidak ada yang berbeda dengan yang lainnya. Sebab, dari kecil ia tetap menempuh pendidikan formal di sekolah negeri. Bahkan saat ini, lulusan psikologi ini menjadi seorang guru di sebuah sekolah luar biasa bilangan Jatimakmur, Bekasi, Jawa Barat.
"Karena orang tua saya nggak tahu, saya diperlakukan seperti umumnya, sekolah di sekolah negeri dari SD, SMP, SMA," tandas Lisa.
Baca juga: Begini Kondisi Otak Pengidap Sindrom Kepala Meledak
Keseruan lari bersama pengidap kondisi langka dengan Indorunners bisa disimak di video ini:
(hrn/up)











































