Tidak hanya lecet, kulit Charlotte juga menjadi merah saat terpapar sinar matahari. Tetapi ia tak menyadari luka di kakinya itu.
"Aku tahu ubi liar itu karena aku pernah melihat foto sebelumnya, tapi aku baik-baik saja dan tidak benar-benar menganggap ada yang salah," ujarnya dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lepuhannya menggelembung hingga membuat kaki kirinya bengkak dan Charlotte tidak bisa berjalan. Parahnya lagi, luka itu menyebar ke kaki, lengan, dan jari-jarinya.
"Saya memiliki satu lepuhan di lutut dalam dan pergelangan kaki saya dan saya tidak bisa berjalan," imbuhnya.
Akhirnya wanita berusia 21 tahun itu memeriksakan kondisinya ke rumah sakit. Petugas medis mengatakan bahwa luka-lukanya itu setara dengan luka bakar tingkat dua.
Bahkan dokter mengkhawatirkan tumbuhnya jaringan parut yang permanen di luka-lukanya Charlotte. Ia pun diberikan antibiotik dan steroid, lukanya diperban untuk mempercepat penyembuhan.
"Saya hanya ingin orang-orang berhati-hati dan waspada dengan tanaman ini. Jika kamu bersentuhan dengan itu, kamu seharusnya tidak terlalu sering keluar sinar matahari, dan kamu harus segera membersihkan kulit setelahnya," ungkapnya.
Tanaman ubi liar itu adalah tanaman invasif dari Eropa dan Asia, yang sekarang juga ditemukan di seluruh AS. Getahnya mengandung bahan kimia yang disebut furanocoumarins yang dapat membuat kulit sensitif terhadap sinar UV dan dapat menyebabkan luka bakar yang parah dalam 24 hingga 48 jam.
(wdw/mrs)











































